Sabtu, 05 Juni 2010

artikel sepak bola

Peraturan sepak bola

Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the Game) adalah:

* Peraturan 1: Lapangan sepak bola
* Peraturan 2: Bola sepak bola
* Peraturan 3: Jumlah Pemain
* Peraturan 4: Peralatan Pemain
* Peraturan 5: Wasit
* Peraturan 6: Asisten wasit
* Peraturan 7: Lama Permainan
* Peraturan 8: Bola Keluar dan di Dalam Lapangan
* Peraturan 9: Cara Mendapatkan Angka
* Peraturan 10: Offside
* Peraturan 11: Pelanggaran
* Peraturan 12: Tendangan bebas
* Peraturan 13: Tendangan penalti
* Peraturan 14: Lemparan dalam
* Peraturan 15: Tendangan gawang

Selain peraturan-peraturan di atas, keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak bola Internasional (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola. Peraturan-peraturan lengkapnya dapat ditemukan di situs web FIFA.
[sunting] Tujuan permainan

Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalty yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalty yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.
[sunting] Taktik Permainan

Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:

1. 4-4-2 (klasik: empat pemain belakang/skipper)
2. 4-4-2 (dengan dua gelandang sayap)
3. 4-4-1-1 2 pasang gelandang sayap,satu gelandang serang dan striker tunggal
4. 4-2-4 2saayap
5. 4-3-2-1memakai 3 pemain gelandang tengah,2 gelandang serang,dan striker tunggal
6. 4-3-1-2 4 bek,3 gelandang bertahan,1 penyerang lubang,2 striker
7. 4-5-1 4 bek,2 sayap,3 gelandang,1 striker
8. 4-3-3 4 bek,3 gelandang bertahan,2 striker sayap,1 striker tengah
9. 4-2-3-12 bek tengah,2beksayap, 2 winger,1 penyerang lubang,1 striker
10. 4-3-32 bek sayap,2 bek tengah,2 sayap,1 gelandang bertahan,3 striker tengah
11. 4-1-4-14 bek,1 gelandang bertahan,4 gelandang,1 striker
12. 3-4-3 dengan winger
13. 3-5-2 dengan libero/sweeper
14. 3-5-2 tanpa libero/sweeper
15. 3-6-1
16. 5-4-1

Taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang, dan Normal.
[sunting] Ofisial

Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai "wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.selain itu juga mereka membutuhkan alat-alat untuk membantu jalannya petandingan seperti:

1. papan pengganti pemain
2. meja dan kursi

[sunting] Tim

1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 11, salah satunya penjaga gawang
2. Jumlah pemain maksimal keluar lapangan(tidak termasuk cedera): 4
3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 12
4. Jumlah wasit: 1
5. Jumlah hakim garis: 2-4
6. Batas jumlah pergantian pemain: paling banyak sesuai jumlah pemain cadangan

[sunting] Perlengkapan permainan

1. Kaos bernomor (sejak tahun 1954)
2. Celana pendek*
3. Kaos kaki
4. Pelindung lutut
5. Alas kaki bersolkan karet

* Penjaga gawang boleh memakai celana panjang

[sunting] Lapangan permainan dan bola
Ukuran lapangan standar

* Lapangan permainan

1. Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
2. Garis batas: garis selebar ... cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; ... m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
3. Daerah penalti: busur berukuran ... m dari setiap pos
4. Garis penalti: ... m dari titik tengah garis gawang
5. Garis penalti kedua: ... m dari titik tengah garis gawang
6. Zona pergantian: daerah ... m (... m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
7. Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif

* Bola

1. Ukuran: 68-70 cm
2. Keliling: ... cm
3. Berat: 410-450 gram
4. Lambungan: ... cm pada pantulan pertama
5. Bahan: karet atau karet sintetis (buatan)

[sunting] Lama permainan

1. Lama normal: 2x45 menit
2. Lama istiharat: 15 menit
3. Lama perpanjangan waktu: 2x15 menit
4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai
5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
6. Waktu pergantian babak: maksimal 15 menit

Lapangan permainan dan bola

Ukuran lapangan standar Lapangan permainan Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m Garis batas: garis selebar ... cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; ... m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan Daerah penalti: busur berukuran ... m dari setiap pos Garis penalti: ... m dari titik tengah garis gawang Garis penalti kedua: ... m dari titik tengah garis gawang Zona pergantian: daerah ... m (... m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan Gawang: tinggi 7 m x lebar 2,5 m Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif Bola Ukuran: 68-70 cm Keliling: ... cm Berat: 410-450 gram Lambungan: .12000.. cm pada pantulan pertama Bahan: karet atau karet sintetis (buatan) [sunting] Lama permainan Lama normal: 2x45 menit Lama istiharat: 15 menit Lama perpanjangan waktu: 2x15 menit Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan Waktu pergantian babak: maksimal 15 menit
[sunting] Wasit sebagai pengukur waktu resmi

Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu. Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima. Penggunaan 2 wasit sempat dicoba pada copa italia.Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga dicoba di piala dunia 2010,dimana 2 diantaranya berada di belakang gawang.

Jumat, 04 Juni 2010

makalah penelitian bab 5

BAB V
PENUTUP



5.1 Kesimpulan

Setelah menguraikan dan membahas materi pada bab-bab sebelumnya, maka sebagai penutup di dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Jumlah cadangan kerugian piutang PT. House Of Saralee cab. Pramuka berdasarkan metode umur piutang adalah sebesar Rp 22,720,987 ,-

Selisih jumlah piutang yang disajikan dalam neraca tahun 2003 setelah adanya penghapusan piutang dengan metode perusahaan dan metode penulis adalah sebesar Rp 5,835,633 ( 137,635,113 – 131,799,480 )


5.2 Saran-saran
Saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada PT.House Of Saralee cab. Pramuka adalah sebagai berikut :

Dalam melakukan penghapusan piutang sebaiknya PT. House Of Saralee menggunakan metode cadangan, karena dengan metode ini laba yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan metode langsung dan pada saat dibuat Laporan Neraca akan ditampilkan perubahan saldo dengan rinci, yaitu saldo piutang bruto dikurangi dengan Cadangan Kerugian Piutang.

2. Dalam melakukan penjualan PT. House Of Saralee lebih memperhatikan kriteria pengusaha yang ingin membeli produknya secara kredit dalam membayar hutang agar jumlah kerugian yang diderita tidak terlalu besar.

makalah penelitian bab 4

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan penjualan kredit PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Pada perusahaan ini seluruh transaksi penjualan kredit dikelola oleh suatu departemen khusus yang diberi nama departemen kredit. Dimana departemen tersebut berfungsi untuk mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan setiap transaksi penjualan secara kredit. Jadi dalam hal ini setiap transaksi penjualan kredit harus dilaporkan kepada departemen kredit, selanjutnya departemen kredit tersebut menilai bonafiditas debitur atau calon debitur yang mengajukan pembelian secara kredit. Penilaiannya adalah sebagai berikut. Untuk debitur lama atau pelanggan dinilai berdasarkan pengalaman dan data penerimaan kas dari debitur tersebut yang tercantum dalam buku pembantu piutang, sedangkan untuk calon debitur baru penilaian dilakukan lebih cermat lagi, karena mungkin belum mempunyai sejarah piutang mengenai debitur tersebut, yaitu dengan cara mencari informasi dari luar perusahaan salah satunya adalah dengan melakukan survey ke tempat debitur tersebut. Setelah departemen kredit mengetahui bonafiditas debitur tersebut barulah diputuskan bahwa transaksi tersebut disetujui atau ditolak.
Setelah mendapat persetujuan dari departemen kredit maka transaksi penjualan kredit itupun dapat dilaksanakan. Dan jurnal yang dibuat oleh perusahaan atas kejadian tersebut adalah dengan mendebet rekening penjualan dan mengkredit rekening piutang dagang.
Untuk metode pencatatan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode langsung dimana pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang terseut baru dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang.
Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening kerugian piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapus itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening penerimaan piutang yang sudah dihapus.
Penggunaan metode langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang bruto. Berdasarkan hal tersebut di atas jika diketahui pada tanggal 31 Desember 2002 piutang yang belum dilunasi adalah sebesar Rp 28,556,620,- yang terdiri dari piutang Miftah Ilmiati sebesar Rp 9,912,120 dan piutang Baby Mathilda Rp 18,644,500. Dengan adanya piutang yang belum dilunasi hingga tanggal 31 Desember 2002 ini akan berpengaruh pada penyajian informasi mengenai pendapatan penjualan dalam statemen Rugi-Laba dan penyajian piutang dagang dalam neraca, seperti ditunjukkan sebagai berikut :
PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Laporan Rugi Laba
Per 31 Desember 2002

Penjualan Rp 284,725,800
HPP Rp 189,800,000

Laba Kotor Rp 94,925,800
Dikurangi :
Biaya Penjualan Rp 11,750,300
Biaya Adm & Umum Rp 10,100,500
Kerugian Piutang Rp 17,875,350
Biaya Lain-Lain Rp 1,850,700
Total Biaya (Rp 41,576,850)
Laba Sebelum Pajak Rp 53,348,950
Pajak (Rp 10,375,500)
Laba Ditahan Rp 42,973,450

PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Neraca
Per 31 Desember 2002

Aktiva Hutang
Aktiva lancar : Hutang lancar :
Kas Rp 100,750,000 Hutang pajak Rp 5,120,500
Piutang dagang Rp 120,400,250 Hutanglain-lain Rp 25,236,725
Persediaan barang Rp 48,725,500 Tot. hutang lancar Rp 8,870,500
Biy dibayar dimuka Rp 21,850,200 Hut. jangka panjang :
Total aktiva lancar Rp 291,725,950 Pinjaman bank Rp 90,785,300
Modal sewa Rp 67,500,000
Aktiva tetap : Tot.hut.jk.Panjang Rp 160,285,300
Depresiasi Rp 50,780,400 Total hutang Rp 169,155,800
Akum. depresiasi Rp (14,835,000 ) Modal :
Total aktiva tetap Rp 65,615,400 Modalpemilik Rp 145,166,750
Aktiva lain-lain Rp 17,830,000 Laba ditahan Rp 42,973,450
Total aktiva Rp 375,171,350 Total Hut. & Modal Rp 375,171,350

Laporan keuangan di atas belum menyajikan informasi mengenai piutang Miftah Ilmiati dan piutang Baby Mathilda yang belum terlunasi pada tahun 2002, karena piutang tersebut baru diakui sebagai kerugian piutang pada tahun 2003 dimana piutang kedua debitur ini ternyata tidak dapat tertagih, karena kedua debitur tersebut bangkrut dan tidak dapat melunasi hutang-hutangnya. Dengan adanya kejadian ini setelah mendapat persetujuan dari departemen kredit, pihak perusahaan menyatakan bahwa piutang tersebut akan dihapuskan.
Adapun jurnal yang dibuat untuk mencatat kejadian tersebut adalah sebagai berikut :
Kerugian Piutang Rp 28,556,620
Piutang Rp 28,556,620

Dengan adanya penghapusan piutang tersebut maka akan berpengaruh pada laba dan kekayaan perusahaan. Berikut ini adalah laporan keuangan PT. House Of Saralee Cab. Pramuka setelah adanya penghapusan piutang tersebut :

PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Laporan Rugi Laba
Per 31 Desember 2003


Penjualan Rp 301,606,213
HPP Rp 177,537,554

Laba Kotor Rp 124,068,659

Dikurangi :
Biaya Penjualan Rp 15,275,300
Biaya Adm & Umum Rp 12,920,000
Kerugian Piutang Rp 28,556,620
Biaya Lain-Lain Rp 4,250,250
Total Biaya (Rp 61,002,170)

Laba Sebelum Pajak Rp 63,066,489
Pajak (Rp 11,589,595)

Laba Ditahan Rp 51,476,894



Dari laporan Laba Rugi tersebut kita dapat mengetahui berapa besarnya kerugian piutang yang diderita oleh perusahaan setelah adanya penghapusan piutang secara langsung yaitu sebesar Rp 28,556,620.
Dan berikut ini adalah penyajian piutang pada neraca perusahaan pada 31 Desember 2003.
PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Neraca
Per 31 Desember 2003

Aktiva Hutang
Aktiva lancar : Hutang lancar :
Kas Rp 102,274,500 Hutang pajak Rp 7,329,875
Piutang dagang Rp 131,799,480 Hutanglain-lain Rp 3,750,000
Persediaan barang Rp 80,375,250 Tot. hutang lancar Rp 11,079,875
Biy dibayar dimuka Rp 11,472,300 Hut. jangka panjang :
Total aktiva lancar Rp 325,921,530 Pinjaman bank Rp 90,811,900
Modal sewa Rp 87,531,750
Aktiva tetap : Tot.hut.jk.Panjang Rp 178,343,650
Depresiasi Rp 73,103,821 Total hutang Rp 189,423,525
Akum. depresiasi Rp (37,018,432 ) Modal :
Total aktiva tetap Rp 36,085,389 Modalpemilik Rp 145,000,000
Aktiva lain-lain Rp 23,893,500 Laba ditahan Rp 51,476,894


Total aktiva Rp 385,900,419 Total Hut. & Modal Rp 385,900,419

Dari Neraca di atas kita juga dapat melihat jumlah piutang yang disajikan sudah merupakan piutang bersih. Jumlah ini didapat dari pengurangan dari saldo piutang tahun 2003 dengan kerugian piutang tak tertagih, yaitu :
Rp 160,356,100 – Rp 28,556,620 = Rp 131,799,480.

4.2 Pencatatan Dengan Metode Cadangan
Dari perhitungan pada awal Bab. Penulis mencoba untuk melakukan perhitungan kerugian piutang PT. House Of Sara Lee Cab Pramuka berdasarkan saldo piutang perusahaan per 31 Desember 2003 dengan menggunakan metode cadangan. Dimana dengan metode tersebut piutang dagang akan dihitung dengan menggunakan metode umur piutang. Dimana pada metode tersebut berisi saldo-saldo piutang dagang yang masih ada pada akhir periode, yaitu 31 Desember 2003. Dari saldo-saldo piutang tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan lamanya piutang tersebut menunggak. Diketahui kelompok umur piutang pada PT. House Of Saralee adalah 1-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, dan yang terakhir adalah kelompok umur piutang yang menunggak lebih dari 91 hari. Selanjutnya setelah dikelompokkan berdasarkan umurnya piutang tersebut dikalikan dengan persentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman penerimaan kas dari piutang dari periode-periode yang lalu. Diketahui pada periode-periode yang lalu persentase kerugian piutang untuk umur 1-30 hari adalah 2 %, umur 31-60 adalah 4 %, umur 61-90 adalah 16 %, dan untuk umur piutang yang menunggak lebih dari 91 hari adalah 40 %.
Berikut ini adalah Daftar saldo piutang PT. House Of Sara Lee Cab Pramuka pada 31 Desember 2003 :
Tabel 4.2.1
Daftar saldo piutang PT. House Of Saralee 31 Des. 2003


No Nama Tgl Faktur Jumlah
1 Miftah Ilmiati 10 Maret 2002 9.912.120
2 Baby Mathilda 11 September 2002 18.644.500
3 Sylvia Agness 14 Juni 2003 12.413.500
4 Winny Maramis 21 Oktober 2003 2.360.080
5 Julie Andrean 23 Oktober 2003 14.564.250
6 Novi Aswandi 14 November 2003 9.874.500
7 Trilina Merdeka 15 November 2003 33.325.000
8 Goodken 17 November 2003 13.420.750

9 Ware & Beauty 18 November 2003 22.170.400
10 Audrey Ridwan 1 Desember 2003 12.400.000
11 Bart & Dreyfuss 4 Desember 2003 11.271.000
Jumlah 160.356.100

Berikut ini adalah saldo piutang per 31 Desember 2003 yang telah dikelompokkan sesuai umurnya :

Tabel 4.2.2
PT. House Of Saralee cab. Pramuka
Umur Piutang Dagang 31 Desember 2003

No Pelanggan Saldo per Kelompok umur piutang dalam hari
31 Des 2003 1-30 31-60 61-90 > 91
1 Miftah Ilmiati Rp 9,912,120 Rp 9,912,120
2 Baby Mathilda Rp 18,644,500 Rp 18,644,500
3 Novi Aswandi Rp 9,874,500 Rp 9,874,500
4 Winny Maramis Rp 2,360,080 Rp 2,360,080
5 Audrey Ridwan Rp 12,400,000 Rp 12,400,000
6 Sylvia Agnes Rp 12,413,500 Rp 12,413,500
7 Trilina Merdeka Rp 33,325,000 Rp 33,325,000
8 Goodken Rp 13,420,750 Rp 13,420,750
9 Ware & Beauty Rp 22,170,400 Rp 22,170,400
10 Bart & Dreyfuss Rp 11,271,000 Rp 11,271,000
11 Julie Andrean Rp 14,564,250 Rp 14,564,250
Rp 160,356,100 Rp 23,671,000 Rp 78,790,650 Rp 16,924,330 Rp 40,970,120
Sumber : House Of Saralee A.D. Tri Nawang Ratih Pramuka, Jakarta timur


Dari tabel di atas diketahui besarnya jumlah total piutang masing-masing umur. Adalah sebagai berikut :
Untuk piutang 1 – 30 hari = Rp 23,671,000
Untuk piutang 31 – 60 hari = Rp 78,790,650
Untuk piutang 61 – 90 hari = Rp 16,924,330
Untuk piutang > 91 hari = Rp 40,970,120
Rp 160,356,100

Seperti diketahui pada kebijakan PT. House Of Saralee pada penjualan kreditnya, saldo piutang yang telah dikelompokkan berdasarkan umurnya piutang tersebut dikalikan dengan persentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman penerimaan kas dari piutang dari periode-periode yang lalu. Dan diketahui pada periode-periode yang lalu persentase kerugian piutang untuk umur 1-30 hari adalah 2 %, umur 31-60 adalah 4 %, umur 61-90 adalah 16 %, dan untuk umur piutang yang menunggak lebih dari 91 hari adalah 40 %.
Perhitungan taksiran kerugian piutangnya akan terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2.3
Penentuan Cadangan Kerugian piutang PT. House Of Saralee Cab. Pramuka

Umur Jumlah % Tak tertagih Cad. Kerugian piutang
0 – 30 Rp 23,671,000 2% Rp 473,420
31 – 60 Rp 78,790,650 4% Rp 3,151,626
61 – 90 Rp 16,924,330 16% Rp 2,707,893
Lebih dari 91 Rp 40,970,120 40% Rp 16,388,048
Total Rp 160,356,100 Rp 22,720,987




Umur piutang 1 – 30 hari Rp 23,671,000 x 2 % = Rp 473,420
Umur piutang 31 – 60 hari Rp 78,790,650 x 4 % = Rp 3,151,626
Umur piutang 61 – 90 hari Rp 16,924,330 x 16 % = Rp 2,707,893
Umur piutang > 91 hari Rp 40,970,120 x 40 % = Rp 16,388,048 +
Total taksiran kerugian piutang yang tidak tertagih adalah : Rp 22,720,987

Setelah diketahui jumlah taksiran piutang tak tertagih maka perusahaan membuat jurnal untuk mencatat peristiwa tersebut, adapun jurnal yang dibuat adalah :
Kerugian Piutang Rp 22,720,987
Cadangan Kerugian Piutang Rp 22,720,987

Dan jurnal yang dibuat pada saat akan dihapuskannya piutang adalah :
Cadangan kerugian piutang Rp 22,720,987
Piutang Rp 22,720,987

Kejadian ini juga akan mempengaruhi besarnya laba perusahaan tersebut. Berikut ini adalah laporan keuangan PT. House Of Sara Lee Cab. Pramuka tahun 2003 setelah adanya penghapusan piutang dengan metode cadangan yang dilakukan oleh penulis :











PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Laporan Rugi Laba
Per 31 Desember 2003


Penjualan Rp 301,606,213
HPP Rp 177,537,554

Laba Kotor Rp 124,068,659

Dikurangi :
Biaya Penjualan Rp 15,275,300
Biaya Adm & Umum Rp 12,920,000
Kerugian Piutang Rp 22,720,987
Biaya Lain-Lain Rp 4,250,250
Total Biaya (Rp 55,166,537)

Laba Sebelum Pajak Rp 68,902,122
Pajak (Rp 11,589,595)

Laba Ditahan Rp 57,312,527





Dari tampilannya di atas jelaslah bahwa kerugian piutang tersebut berpengaruh pada laporan Rugi Laba. Kerugian piutang tersebut akan mengurangi laba perusahaan sebesar Rp 22,720,987. Selain itu juga akan dilihat penyajiannya pada laporan Neraca :



PT. House Of Saralee Cab. Pramuka
Neraca
Per 31 Desember 2003

Aktiva Hutang
Aktiva lancar : Hutang lancar :
Kas Rp 102,274,500 Hutang pajak Rp 7,329,875
Piutang dagang Rp 160,356,100 Hutang lain-lain Rp 3,750,000
CKP Rp( 22,720,987) Total hutang lancar Rp 11,079,875
Total piutang Rp 137,635,113
Persediaan barang Rp 80,375,250 Hutang jangka panjang :
Biy. dibayar dimuka Rp 11,472,300 Pinjaman bank Rp 90,811,900
Total aktiva lancar Rp 331,757,163 Modal sewa Rp 87,531,750
Aktiva tetap : Tot.hut. jk. Panjang Rp 178,343,650
Depresiasi Rp 73,103,821 Total hutang Rp 189,423,525
Akum. depresiasi Rp ( 37,018,432 ) Modal :
Total aktiva tetap Rp 36,085,389 Modal pemilik Rp 145,000,000
Aktiva lain-lain Rp 23,893,500 Laba ditahan Rp 57,312,527


Total aktiva Rp 391,736,052 Tot. Hut. & Modal Rp 391,736,052

Dari perhitungan yang dilakukan penulis di atas dapat kita ketahui kerugian piutang PT. House Of Saralee Cab. Pramuka tahun 2003 adalah sebesar Rp 22,720,987. Hal ini berbeda dengan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu sebesar Rp 28,556,620. Jadi dapat disimpulkan bahwa perhitungan yang dilakukan oleh penulis lebih baik dibandindingkan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan, karena terdapat selisih perhitungan sebesar Rp 5,835,633,- ( 160,356,100 – 22,720,987 ).

makalah penelitian bab 3

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah singkat perusahaan
House of saralee Indonesia mulai beroperasi sejak 21 Juni 1992 dengan badan hukum berbentuk perseroan dengan nama PT. Surya Yozani. Operasi perusahaan dikendalikan dari kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta. Pada awal operasinya House of saralee mendistribusikan produknya melalui cabang-cabang yang dikelola sendiri. Cabang ini berfungsi sebagai tempat pelayanan para wiraniaga mandiri, mulai dari pengambilan barang dari House of saralee untuk dijual kembali kepada konsumen, training atau pelatihan, pertemuan dan kegiatan lainnya.
Setelah mengevakuasi kembali penggunaan cabang, House of saralee memutuskan untuk mengubah sistem cabang menjadi system Authorized Dealer yang dikelola oleh pihak lain yang mandiri. Pada Februari 1997 diresmikan Authorized Dealer yang pertama yaitu Authorized Dealer Adelbertha Tamiyin yang berlokasi di daerah Jawa Barat. Jumlah Authorized Dealer terus bertambah dan lokasinya juga bertambah luas dari Aceh hingga Lombok dan Sulawesi. Dari sekian banyak Authorized Dealer salah satunya adalah Authorized Dealer Tri Nawang Ratih cabang Pramuka yang berdiri sejak 1 Juni 1998. Pendirinya adalah Tri Nawang Ratih dengan modal awalnya Rp. 50.000.000,- dengan luas bangunan 100 m2. Di dalam kegiatan usahanya ini perusahaan mempunyai 4 orang karyawan dan di dalam kegiatan penjualannya, perusahaan menggunakan sistem penjualan langsung dan penjualan tak langsung atau kredit. Lokasi perusahaan berada di Jalan Pramuka Raya no. 14 Jakarta Timur 13130.

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi menguraikan bagaimana tugas akan di alokasikan.
Struktur organisasi pada House of Saralee adalah struktur organisasi garis.
Gambar 3.1 Struktur organisasi Authorized Dealer House of Saralee (halaman)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi berikut yang akan menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yaitu :

Authorized Dealer.
Adalah Seorang pimpinan yang dipercaya oleh Saralee pusat dimana pimpinan tersebut ditempatkan di suatu wilayah atau kota yang ditugaskan.
Tugas dari Authorized Dealer :
Menyediakan pruduk-produk saralee yang dibutuhkan oleh para koordinator.
Merencanakan pengembangan-pengembangan sehubungan dengan produk yang dikelolanya.
Membuat program training untuk meningkatkan kemampuan seorang distributor.

Operation Clerk.
Adalah Seseorang yang mengoperasikan produk Saralee agar suatu usaha yang diinginkan tercapai.

Tugas Operation Clerk :
Mengawasi dan membantu para distributor dalam mencapai target penjualan.
Memotivasi para distributor untuk tetap giat melaksanakan tugasnya.
Membuat perencanaan penjualan.

Account Clerk.
Adalah Seseorang yang membuat laporan keuangan perusahaan dan memeriksa penggunaan biaya-biaya.

Tugas Account Clerk :
Merencanakan dan mengatur kegiatan yang berhubungan dengan keuangan.

Stock Custodian.
Adalah Seseorang yang mengawasi stock-stock barang yang ada serta persediaan yang akan dipasarkan atau disalurkan.

Tugas Stock Custodian :
Memasukkan barang dari pabrik dan mengeluarkan barang dari gudang.

Costumer Service.
Adalah Seseorang yang memberikan pelayanan kepada pelanggan tentang produk yang dipasarkan.



Tugas Costumer Service :
Menerima dan mencatat setiap order.
Memberi penjelasan mengenai produk yang ada.
Menerima dan menindak lanjuti setiap keluhan dan saran dari customer.

Koordinator (Executive).
Adalah Seseorang yang membawahi seorang distributor dan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
Melakukan strategi serta kebijakan dibidang pemasaran dan tanggung jawab atas target yang ingin diraih Saralee.
Melakukan pemesanan barang-barang dan bertanggung jawab terhadap barang yang dipesan.
Mengawasi pelaksanaan penjualan melalui para distributor agar tujuan dan rencana perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Memberi masukan baik berupa saran maupun rekomendasi kepada Authorized Dealer.
Memberikan training kepada para distributor.

Distributor.
Adalah Seseorang yang menjual produk Saralee kepada para konsumen. Adapun orang yang ingin menjadi distributor Saralee harys mendaftarkan dirinya terlebih dahulu. Sebagai seorang distributor harus dapat menerangkan secara jelas dan benar, kegunaan dan kandungan unsur-unsur barang pada saat menawarkan barang kepada pembeli.



Beauty Representative ( BR ).
Adalah Orang yang membantu distributor dalam penjualan dan mendapat keuntungan dari distributor.


3.3 BIDANG USAHA

Saralee berkembang dengan pesat, dalam aktivitasnya saralee merupakan perusahaan yang berkembang dalam bidang kosmetik. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan terbagi dalam tiga kategori produk yaitu :

CFT (Cosmetic Fragrance Toilettries).
Yaitu berupa kosmetik, wewangian, perawatan bayi dan anak , perawatan sehari-hari, dan skin care.
Apparel.
Yaitu berupa pakaian dalam wanita dan pria, stocking dan pakaian santai.
Jewelry dan Plastick ware.
Yaitu berupa accessories (frame dan Bross) dan produk plastik (tempat makan, tempat minum plastik dan toples plastik).

Dalam memasarkan produk-produknya, House Of Saralee menggunakan jalur khusus yang dibangun sendiri atau melalui jaringan penjual independent dan merekrut wiraniaga sendiri yang bersifat mandiri. Konsumen produk House Of Saralee bisa siapa saja, baik pria maupun wanita, bayi , anak-anak, remaja dan dewasa. Mereka adalah pemakai produk kosmetik, wewangian, produk perawatan sehari-hari, pakaian dalam dan produk-produk lainnya. Wilayah pemasarannya pun hampir mencakup wilayah pulau Jawa, Bali dan Sumatera.

makalah penelitian bab 2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Piutang
Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin tajam pada saat ini, banyak perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk dapat meningkatkan volume penjualannya. Penjualan secara kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang, dan kemudian pada tanggal jatuh temponya, barulah piutang akan berubah menjadi kas.
Menurut Warren : piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya.
Menurut Skousen : piutang merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu. Klaim tersebut biasanya didapatkan dari penjualan barang, jasa, maupun dari peminjaman uang.

2.2 Penggolongan Piutang
Jenis-jenis piutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Al. Haryono Jusup,1984,70)

a. Berdasarkan Sumber Terjadinya :
1) Trade Receivable
Piutang yang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit dalam kegiatan usaha normal perusahaan.

2) Non Trade Receivable
Piutang yang timbul dari berbagai transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan.

b. Berdasarkan Formal atau Tidaknya Perjanjian
1) Account Receivable
Piutang yang syarat pembayarannya tidak disertai dokumen tertulis (perjanjian formal).
2) Notes Receivable
Piutang yang syarat transaksinya dibuktikan dengan janji formal dalam hal pelunasan piutang dalam waktu tertentu.


c. Berdasarkan Lamanya Waktu Pelunasan
1) Current Receivable
Piutang dagang yang dapat ditagih dalam jangka waktu setahun.
2) Non Current Receivable
Piutang dagang yang merupakan investasi jangka panjang dimana piutang ditagih dalam waktu lebih dari satu tahun.

2.3 Mengestimasi Piutang Tak Tertagih
Setelah berupaya serius atas keterlambatan pembayaran piutang, mungkin perusahaan terpaksa menghentikan upaya tersebut. Jika pelanggan dinyatakan bangkrut, maka harapan perusahaan untuk memperoleh kembali piutangnya menjadi tipis. Jika pelanggan pindah ke luar kota atau negara, maka terlalu mahal untuk menagihnya. Itu semua berarti perusahaan mengalami kerugian. Kerugian ini adalah biaya atas pengelolaan piutang.
Seperti telah dijelaskan di awal bahwa piutang akan berubah menjadi kas pada saat tanggal jatuh temponya, maka ini mendakan bahwa piutang memiliki batas waktu dimana piutang tersebut harus dilunasi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu pembeli dan penjual.
Dengan adanya batas waktu tersebut, belum menjamin tertagihnya suatu piutang. Piutang yang beredar semakin lama semakin kecil kemungkinannya akan tertagih. Oleh karena itu tidak semua jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat tertagih seluruhnya.
Jumlah piutang yang tidak tertagih dapat di estimasi untuk mengantisipasi kerugian yang timbul akibat biaya piutang tesebut. Estimasi piutang tak tertagih di dasarkan pada pengalaman perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan dimasa depan.
Estimasi piutang tak tertagih biasanya didasarkan pada (1) jumlah penjualan, seperti diperlihatkan dalam laporan laba rugi periode tertentu, atau (2) jumlah piutang, seperti diperlihatkan dalam neraca akhir periode, dan umur piutang usaha (Warren,et.al,1999,Tj.,329).
Estimasi berdasarkan penjualan dilakukan dengan menggunakan jumlah penjualan kredit selama satu periode untuk mengestimasi jumlah beban piutang tak tertagih.
Estimasi berdasarkan jumlah piutang dilakukan dengan menggunakan aging the receivable (penentuan umur piutang usaha).
Skedul umur piutang terdiri dari kolom-kolom yang memperlihatkan jumlah piutang dalam masing-masing kelompok umur. Titik awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang tersebut (Warren,et.al,1999,Tj.,330).

2.4 Pengertian Metode Analisis Umur Piutang

Dalam metode analisa umur piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi dalam dua kelompok, yaitu belum menunggak dan menunggak. Yang dimaksud menunggak adalah sudah melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisah-pisahkan dalam kelompok berdasarkan lama waktu menunggaknya. Selanjutnya dari masing-masing jumlah tunggakan ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang yang dihitung dengan cara ini sudah mempertimbangkan saldo rekening. Cadangan Kerugian Piutang yang merupakan jumlah kerugian piutang. Berikut ini merupakan bentuk bagan pengelompokkan saldo piutang berdasarkan umur.


Nama Jumlah Belum Menunggak
Menunggak 1 –30 hari 31 – 60 hari 61 – 90 hari 91 – 180 hari 181 – 360 hari > 1 tahun
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
JUMLAH XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

Pemisahan masing-masing piutang ke dalam kelompok-kelompok umur dilakukan dari data yang ada dalam buku pembantu piutang. Setelah piutang masing-masing langganan dapat dikelompokkan bersarkan umurnya. Langkah berikutnya adalah menentukan besarnya persentase kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur, seperti table dibawah ini :


Kelompok umur Jumlah (a) Kerugian piutang (b) Taksiran kerugian piutang
Belum menunggak XXX XXX% XXX
Menunggak 1 – 30 hari XXX XXX% XXX
Menunggak 31 – 60 hari XXX XXX% XXX
Menunggak 61 – 90 hari XXX XXX% XXX
Menunggak 91 – 180 hari XXX XXX% XXX
Menunggak 181 – 365 hari XXX XXX% XXX
XXX XXX% XXX (Y)




Rumus untuk menghitung jumlah Taksiran Kerugian Piutang adalah : (Efraim Ferdinan Giri,1993,115)
Taksiran Kerugian Piutang (Y) = jumlah masing-masing kelompok (a) * persentase kerugian piutang (b)

Dari perhitungan di atas diketahui jumlah kerugian piutang (y), hasil diatas belum menunjukkan jumlah kerugian piutang yang dibebankan. Jumlah piutang yang dibebankan adalah :
Taksiran Kerugian Piutang (Y) ditambah saldo debit atau dikurangi saldo kredit rekening Cadangan Kerugian Piutang.(Ali Machmud,1993,81)
Dalam menghitung penghapusan piutang tidak tertagih dapat digunakan dua metode, yaitu : (Ali Machmud,1993,72)

Metode penghapusan langsung.
Metode Cadangan.


2.5 Metode Penghapusan Langsung

Metode ini merupakan metode yang sangat sederhana, dan lebih didasarkan kepada suatu kenyataan daripada suatu taksiran. Pencatatan terhadap piutang tak tertagih dilakukan pada saat piutang tersebut diketahui secara pasti tidak tertagih.
Adapun jurnal pencatatan transaksinya adalah sebagai berikut : (AL. Haryono Jusuf,1984,78 )





Pada saat penghapusan piutang :
Kerugian piutang xxx
Piutang xxx

Pada saat pelunasan piutang :
Piutang xxx
Kerugian piutang xxx


Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus :
Kas xxx
Piutang xxx

Pelunasan kembali dilakukan pada tahun berikutnya :
Piutang xxx
Penerimaan piutang
yang sudah dihapus xxx


Dengan format neraca seperti berikut ini :









Neraca
PT “X”
Per 31 Desember XXX

A. lancar H.lancar
Kas xxx Hutang xxx
Piutang xxx Pajak xxx
A. tetap
Gedung xxx Modal xxx
Depresiasi xxx Laba ditahan akhir xxx

Total aktiva xxx Tot. hutang & modal xxx



2.6 Metode Cadangan

Dengan metode ini, piutang tidak tertagih ditentukan setiap akhir periode akuntansi. Metode ini mencatat pengumpulan - kerugian piutang yang didasarkan pada taksiran tertentu atas jumlah piutang tak tertagih. Agar tujuan penandingan antara biaya dan pendapatan tercapai, kerugian piutang tak tertagih harus ditentukan secara periodik.
Dan jurnal pencatatan setiap trasnsaksi adalah sebagai berikut : (AL. Haryono Jusuf,1984,91)

Adanya taksiran kerugian piutang :
Kerugian piutang xxx
Cadangan kerugian piutang xxx

Saat piutang dihapus :
Cadangan kerugian piutang xxx
Kerugian piutang xxx

Saat pembayaran piutang :
Piutang xxx
Cadangan kerugian piutang xxx

Saat uang pembayaran diterima :
Kas xxx
Piutang xxx

Dengan bentuk format neraca sebagai berikut ini :
Neraca
PT “X”
Per 31 Desember XXX

A. lancar H.lancar
Kas xxx Hutang xxx
Piutang xxx Pajak xxx
Ckp (xxx)
xxx
A. tetap
Gedung xxx Modal xxx
Depresiasi xxx Laba ditahan akhir xxx

Total aktiva xxx Total hutang dan modal xxx
Perbedaan antara metode langsung dan metode cadangan hanya terdapat dalam penyajian piutang di dalam neraca. Jika metode langsung, hasil pengurangan antara piutang dan Cadangan kerugian piutang langsung disatukan dalam transaksi piutang. Sedangkan metode cadangan hasil pengurangan antara piutang dengan Cadangan kerugian piutang dijabarkannya.



javascript:void(0)

makalah penelitian bab 1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia ekonomi salah satu kegiatan dari perusahaan dalam usaha untuk memperoleh laba adalah dengan melakukan penjualan, baik secara tunai maupun secara kredit. Pada dasarnya setiap bentuk badan usaha lebih menyukai melakukan penjualan secara tunai, mengingat adanya resiko atas tidak tertagihnya piutang pada penjualan kredit. Dimana penjualan tersebut tidak langsung menghasilkan penerimaan kas, melainkan menimbulkan piutang. Setelah piutang tersebut jatuh tempo, barulah dapat diakui sebagai kas.
Oleh karena itu piutang dagang harus dikelola dengan baik supaya tidak menimbulkan kerugian, tetapi sebaliknya dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan kebijakan penjualan kreditnya. Jika kebijakan penjualan kredit terlalu ketat akan memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang, tetapi dapat mengurangi jumlah piutang. Sebaliknya, kebijakan penjualan kredit yang terlalu longgar akan memperbesar resiko tidak tertagihnya piutang, tetapi dapat menambah jumlah piutang. Salah satu cara yang paling akurat untuk menentukan jumlah taksiran piutang tak tertagih yang diinginkan adalah dengan analisa umur piutang. Berdasarkan metode ini taksiran piutang tak tertagih ditentukan dengan cara mengklasifikasikan piutang yang beredar ke dalam kategori jangka waktu piutang tersebut tertunggak. Selanjutnya, total tiap kategori dikalikan dengan persentase ketidak terkumpulnya piutang yang telah ditetapkan untuk setiap kategori umur piutang. Persentase tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan pengalaman pengumpulan piutang pada periode-periode yang lalu.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk penulisan ilmiah yang berjudul : “ Analisis Kerugian Piutang Pada PT. House Of Saralee Cab. Pramuka Berdasarkan Metode Umur Piutang“.

1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah berapakah jumlah kerugian piutang pada PT. House Of Saralee Cab. Pramuka ?

1.3. Batasan Masalah
Batasan dalam penulisan ilmiah ini adalah mengenai analisis kerugian piutang pada PT. House Of Saralee Pramuka berdasarkan data penjualan bulan Januari sampai dengan Desember 2003.

1.4. Tujuan Penelitian
Untuk menghitung jumlah Cadangan Kerugian Piutang.
Untuk menghitung selisih jumlah piutang yang akan disajikan dalam neraca tahun 2003 setelah adanya penghapusan piutang dengan menggunakan metode cadangan dan langsung
1.5. Metode Penulisan
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun penulisan ini serta dalam memperoleh data ditempuh dengan jalan :

Studi lapangan ( Field Research )
Yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada obyeknya, dimana dalam hal ini penulis melakukan dengan wawancara langsung dan observasi dengan mendatangi Koperasi yang bersangkutan.

Studi Kepustakaan ( Library Research )
Yaitu suatu penelitian dan pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca buku serta literatur-literatur yang ada kaitannya dengan obyek penulisan.

1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini penulis menyusun ke dalam 5 bab, masing-masing bab secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan gambaran secara luas dan lengkap apa yang akan di muat dalam penulisan ilmiah yang berisi tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.


BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai teori-teori yang melandasi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam Penulisan Ilmiah, meliputi pengertian piutang, penggolongan piutang, pengertian analisis umur piutang, metode pengahapusan piutang dengan metode cadangan dan metode langsung.



BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan keadaan intern perusahaan dimana dilakukan penelitian yaitu tentang sejarah singkat perusahaan, Struktur Organisasi dan Bidang Usahanya.

BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan lebih jauh tentang analisa kerugian piutang berdasarkan umur piutang dan penyajiannya dalam neraca pada PT. House Of Saralee Cab. Pramuka.

BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA