Selasa, 02 April 2013

Permainan Rounders


imageRounders adalah permainan bola kecil dengan teknik dasar yang hampir sama dengan permainan kasti yaitu melempar, menangkap, dan memukul ditambah dengan ketrampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola.
A. Istilah Alam Permainan Rounders
Ball : Bola yang dilemparkan pelambung salah, yaitu bola tidak berada di atas tempat untuk memukul.
Strike : Bola yang dilemparkan pelambung benar, yaitu bola yang dilemparkan meluncur di atas tempat pemukul antara lutut dan bahu pemukul.
Out : Bola yang dipukul jatuh di luar garis batas pelari.
Base : Tempat hinggap bagi seorang pemukul atau pelari.
Pitcher : Pelambung, dari regu jaga.
Catcher : Penangkap bola/penjaga belakang dari regu jaga.
Home Base : Base tempat memukul bola.
Mengetik : Mematikan lawan dengan cara menyentuh bola.
Membakar : Mematikan lawan dengan memegang bola sebelum pemain sampai di base.
Home Run : Pemukul dengan pukulannya sendiri dapat kembali ke ruang bebas secara langsung.
B. Lapangan Rounders

C. Pemain Dalam Rounders
 Pelambung (Pitcher)
 Pitcher adalah pemain yang bertugas melempar bola kepada pemukul.
 Bola harus dilemparkan dengan kuat, cepat dan tepat berada di atas home base.
 Untuk mendapatkan lemparan bola yang keras dan cepat, pitcher harus melemparkan bola dengan ayunan penuh.
 Penangkap/penjaga (Catcher)
 Catcher adalah penangkap belakang yaitu salah seorang penjaga yang ditugaskan khusus menangkap bola di belakang home base.
 Pemukul (Batter)
 Ketentuan bagi pemukul (batter) adalah sebagai berikut :
1. Pemukul harus berlari jika :
a. Hasil pukulan pertama strike (baik)
b. Pukulan ketiga tidak kena tetapi wasit mengatakan strike (baik)
c. Pelari waktu lari menuju base dihalang-halangi oleh penjaga, maka pemukul bebas menuju base yang telah ditentukan oleh wasit.
Jika pitcher sudah empat kali melambungkan bola salah dan tidak dipukul, maka pemukul dipersilahkan melakukan free walk.
2. Bola baik (strike) meskipun :
a. Dipukul kena atau tidak kena oleh pemukul.
b. Tidak dipukul oleh pemukul.
c. Dipukul salah (out/keluar) oleh si pemukul.
3. Bola diangkap mati jika :
a. Bola hilang.
b. Bola sudah dipegang oleh pitcher dan siap dilemparkan kepada pemukul.
c. Bola out
Pada waktu bola mati, semua pelari tidak boleh meninggalkan base yang ditempati.
4. Pelari dianggap mati jika :
a. Pada waktu lari tidak menginjak base.
b. Melewati pelari yang ada di depannya.
c. Jika base yang dituju telah dibakar oleh penjaga.
d. Mengganggu penjaga yang sedang menangkap bola.
D. Cara Mematikan Lawan
 Cara mengetik yaitu dengan menyentuhkan bola ke tubuh pemain pemukul sebelum dia mencapai base.
 Cara membakar yaitu dengan menginjakkan kaki pada base yang dituju pelari sambil memegang bola.
E. Cara Bermain
1. Permainan rounders dimainkan oleh 2 regu, dimana tiap regu terdiri atas 12 pemain dengan 6 pemain cadangan.
2. Sebelum permainan dimulai, dilakukan undian. Regu yang memenangkan undian berhak memilih menjadi regu pemukul atau regu jaga.
3. Pemukul diberi kesempatan memukul sebanyak 3 kali, jika pukulan pertama atau kedua baik, ia harus lari menuju base.
4. Urutan memukul sesuai dengan normor yang telah ditentukan.
5. Pemukul di belakangnya tidak boleh mendahului pemukul di depannya.
6. Setiap base hanya boleh diisi oleh satu pemain saja.
7. Setiap regu pemukul berpindah base, regu jaga boleh mematikan.
8. Cara mendapatkan angka :
 Setiap base yang dilewati pemain mendapat angka 1.
 Jika dibakar atau terkena tik tidak mendapat nilai pada base itu.
 Jika dapat kembali ke ruang tunggu dengan pukulan sendiri dan setiap base selamat maka akan mendapat angka 6.

AKTIVITAS SENAM LANTAI


imageA. Sejarah dan hakekat senam lantai
Senam (gymnastic) berasal dari kota Yunani kuno. Gymnas berarti telanjang. Bangsa Indonesia mengenal olahraga senam sejak tahun 1963 ketika berlangsung olahraga Ganefo 1 di Jakarta. Perkembangan senamdi Indonesia
cukup pesat dengan terbentuknya organisasi senamIndonesia, yaitu Persatuan Senam Seluruh Indonesia atau disingkat PERSANI.
Untuk mengetahui pengertian senam kita harus mengetahui ciri-ciri dan kaidah-kaidah dalam senam lantai yaitu:
1. gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja
2. gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh).
3. gerakannya harus selalu tersusun dan sitematis.
Berikut ini ada beberapa pengertian senam lantai yaitu::
•Senam lantai adalah bentuk latihan tubuh yang diatur sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang beraturan dan berkesinambungan.
•Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar diudara dengan menumpu pada tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau meloncat kedepan atau kebelakang.
•Senam lantai diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sitematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai aktivitas yang dilakukan dalam senam lantai memiliki tujuan untuk :
1. membentuk dan mengembangkan otot tubuh
2. mengembangkan kualitas fisik
3. membentuk keindahan tubuh
4. memelihara kebugaran jasmani.
B. Macam-macam gerakan senam lantai.
1. Teknik berguling
Cara melakukan gerakan guling dapat dibedakan menjadi 2, yaitu mengguling kedepan dan mengguling kebelakang. Untuk dapat melakukan gerakan itu seseorang harus memiliki kelenturan tubuh dan keberanian.
Cara melakukan gerakan mengguling adalah sebagai berikut:
a. Guling depan (forward roll)
1). Sikap permulaan
Mengambil posisi jongkok bertumpu dengan kedua telapak kaki dan kaki rapat, badan condong kedepan, kedua lengan lurus kedepan, telapak tangan menghadap ke depan. Konsentrasikan diri pada latihan.
2). Gerakan
Letakkan tumpua kedua telapak tangan pada lantai atau matras, tangan lurus selebar bahu, badan condong kedepan, kedua tungkai lurus, dan pantat lebih tinggi dari bahu. Masukkan kepala diantara kedua lengan hingga dagu merapat didada dan bersamaan dengan itu dorongkan pinggul hingga pundak menyentuh lantai bersamaan dengan melihat siku, kemudian dilanjutkan berguling menggulat kedepan secara berurutan dengan pundak punggung dan tungkai ditekuk ke depan mengikuti arah gerakan.
3). Sikap akhir
Kembali ke sikap jongkok. Badan condong kedepan bertumpu dengan ujung telapak kaki, kaki rapat, lutut ditekuk, dan ke dua tangan lurus kedepan.
b. Guling ke belakang (back roll)
1). Sikap permulaan
Jongkok dengan kedua ujung telapak kaki, badan condong ke depan, kedua tangan lurus sejajar bahu, dan posisi tubuh membelakangi arah sasaran.
2). Gerakan
Dengan menjatuhkan badan kebelakang, kedua lengan dibengkokkan dan dagu dirapatkan kedada serta telapak tangan mengarah ke atas. Ibu jari berada didekat telinga, kemudian badan mengguling ke belakang bulat. Mendarat pada matras secara berurutan dimulai dari pantat, punggung,tengkuk, kepala bagian belakang, kedua tungkai dalam posisi ditekuk mengikuti gerakan badan pada saat berguling, kemudian dengan cepat kedua tangan dibulatkan hingga lurus pada saat pinggul mencapai titik tertinggi.
3). Sikap akhir
Sewaktu badan mengguling mendarat pada kaki, kedua tangan cepat dilepas hinggakembali dalam posisi jongkok dan kedua tangan lurus ke depan.
2. kayang
Kayang adalah bentuk sikap jembatan dengan membentuk busur lengkung dan tumpuan pada kedua lengan dan kedua kaki. Cara melakukan gerakan kayang adalah sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
Posisi terlentang, lutut ditekuk rapat, tumit dirapatkan pada pantat, dan tempelkan telapak tangan pada lantai disamping telinga dengan ibu jari dekat telinga dan pandangan ke atas belakang.
b). Gerakan
Angkat tubuh keatas dengan cara meluruskan atau mendekatkan tangan dengan kaki sampai mebentuk lengkungan (busur), kedua kaki dan tangan tetap bertumpu pada lantai. Tahan gerakan tersebut hingga sepuluh hitungan.
c). Sikap akhir
Kembali pada sikap terlentang.
3. Sikap lilin
Sikap lilin termasuk sikap keseimbangan dengan menggunakan punggung sebagai tumpuan dan tungkai tegak lurus ke atas. Cara melakukan sikap lilin adalah sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
Dengan posisi terlentang lurus dilantai, kedua tungkai rapat, lengan disamping badan dan pandangan ke atas.
b). Gerakan
Angkat tungkai ke atas hingga ke dua kaki rapat dan lurus ke atas. Tubuh mengikuti gerakan tungkai, dan kedua tangan menopang dipunggung hingga berdiri dengan tumpuan pada pundak. Tahan gerakan tersebut hingga 10 hitungan.
c). Sikap Akhir
Tumpuan pada pundak badan dan ke dua tungkai dalam sikap tegak lurus ke atas (vertikal).
4. Guling lenting
Guling lenting termasuk senam ketangkasan, yaitu mengguling yang diawali dengan hentakan pada tengkuk. Cara melakukan guling lenting adalah sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
Dari sikap tidur terlentang kedua kaki rapat lurus ke belakang, kedua siku ditekuk dan ke dua telapak tangan pada matras dengan ibu jari berada disamping telinga dan jari-jari tangan lainnya menuju bahu.
b). Gerakan
Angkat kedua kaki secara bersamaan ke atas belakang hingga pinggul terangkat, kemudian lecutkan kedua kaki ke atas belakang dengan sumbu gerakan pada pinggang dan pinggul yang dibantu dengan tolakan kedua tangan pada matras hingga mendorong tubuh ke atas depan.
c). Sikap Akhir
Jongkok dengan tumpuan kaki, badan condong kedepan, dan kedua lengan lurus ke depan.
5. Berdiri dengan kepala (head stand)
Berdiri dengan kepala termasuk latihan keseimbangan dengan tubuh membentuk sikap tegak lurus (vertikal). Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
Membungkuk, kedua kaki dalam posisi rapat lurus, tumpuan pada ujung telapak kaki dan kepala (kening), telapak tangan diletakkan disamping telinga, dan lengan membentuk garis segi tiga
b). Gerakan
Kedua tungkai diangkat ke atas secara bersama-sama dan perlahan-lahan hingga lurus ke atas, badan mengikuti gerakan kaki sehingga kepala sampai pada ujung kaki membentuk garis lurus keatas (vertikal), kedua tangan menjaga keseimbangan.
c). Sikap akhir
Berdiri dan bertumpu dengan kepala dan tangan.
6. Berdiri dengan kedua tangan (hand stand)
Berdiri dengan kedua tangan termasuk bentuk latihan keseimbangan. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
Dalam sikap jongkok, kaki kiri ke depan atau sebaliknya dan kedua telapak tangan menumpu dimatras dengan bahu.
b). Gerakan
Angkat kaki belakang lurus keatas yang diikuti oleh kaki depan dengan mengikuti gerakan kaki belakang. Kemudian, kedua kaki dirapatkan hingga kedua tungkai tegak lurus. Demikian juga, posisi tangan sejajar dengan bahu lurus dan kepala tengadah.
c). Sikap akhir
Gerakan sikap akhir adalah dengan berdiri pada kedua telapak tangan (ujung kaki sampai tangan membentuk garis lurus ke atas/vertikal).

Materi Senam Lantai - Penjasorkes

Materi Senam Lantai - Penjasorkes SMA Kelas 10
1.   Istilah-istilah dalam senam lantai, yaitu:
  a.   Forward roll      :    berguling ke depan
  b.   Back forward roll  :    berguling ke belakang
  c.   Summer vault    :  salto ke depan
  d.   Back summer vault   :    salto ke belakang
  e.   Kiep        :    tidur lenting
  f.   Roll kiep      :    berguling lenting
  g.   Brug        :    kayang
  h.   Kopstand      :  berdiri dengan kepala
  i.   Handstand overslag  :    lenting tangan
  j.   Flik-flak       :    lenting tangan belakang
  k.   Round of      :    lenting tangan putar
  l.   Squat roll      :    keseimbangan lutut berguling
  m.  Radslag        :    baling-baling
  n.   Rolling        :    bergulung
  o.   Tiger Sprong    :    lompat harimau
  p.   Snuck         :    lompat ikan
2.   Gerakan senam lantai yang Anda pelajari pada bab ini adalah guling depan, guling belakang, kayang, dan sikap lilin.
3.   Untuk  menjaga  keselamatan  saat  melakukan  senam  tersebut, alangkah baiknya Anda dibantu oleh teman.
4.   Pemanasan (warming up) sangat penting untuk dilakukan sebelum memulai  aktivitas  senam  lantai.  Melakukan  pemanasan  sebelum kita memulai senam lantai sangat banyak manfaatnya, misalnya:
  a.   memberikan efek rileks terhadap tubuh dan pikiran;
  b.   mempersiapkan tubuh untuk melakukan olahraga;
  c.   melancarkan  peredaran  darah,  syaraf,  dan  memperluas  ruang gerak persendian;
  d.   menghasilkan tenaga tanpa rasa lelah yang premature  (kelelahan yang belum saatnya);
  e.   mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.
5.   Contoh  gerakan  pemanasan  di  antaranya  latihan  pelemasan  dan latihan peregangan.
6.   Gerakan-gerakan senam lantai tersebut dapat digabungkan sehingga membentuk varian gerak, misalnya guling depan digabungkan dengan guling  belakang,  guling  depan  digabung  dengan  guling  belakang serta sikap lilin, dan yang lainnya.

Minggu, 17 Maret 2013

Teknik Lempar Lembing



Lempar Lembing adalah salah satu olahraga cabang atletik yaitu nomor lempar. Tujuan dari lempar lembing adalah berusaha melempar lembing sejauh-jauhnya dengan benar. Tehnik lempar Lembing terdiri dari ancang-ancang, irama lima langkah, melempar dan pemulihan, berikut penjelasannya.

Ancang-ancang
Ancang-ancang biasanya diawali dengan lari sebanyak 8-9 langkah dengan kecepatan lari terus ditambah atau semakin cepat.

Irama Lima Langkah
  • Langkah 1 sampai 3 – Diawali dengan memegang lembing secara mendatar atau horisontal dan tangan di tekuk di atas bahu. Pada waktu mendarat pada kaki kanan gerakan lengan pelemar ke belakang setinggi bahu, telapak tangan pelempar menghadap ke atas. Pertahankan kecepatan lari ancang-ancang. Lembing dipegang dekat dengan kepala. Langkah ketiga berfungsi sebagai persiapan untuk melakukan langkah berikutnya yaitu langkah 4 dorong.
  • Langkah 4 - pada fase ini adalah fase langkah dorong dengan langkah yang lebih panjang dan datar terjadi sesudah mendorongnya dengan kaki kiri. Kaki kanan mendahului kaki kiri dan sebelum mendarat kaki kiri ada didepan kaki kanan lagi.
  • Langkah 5 - Kaki kiri mendarat pada tumit dantetap dipertahankan lurus kemudian lengan yang melempar tetap diluruskan pada setinggi bahu. Badan melengkung dengan penuh kekuatan dan kaki kiri diluruskan sepenuhnya. Melempar pada saat kaki depan diluruskan. Putar pinggang dengan cepat ke depan, usahakan lengan kiri berada di dekat badan. Tarik siku kanan ke depan dan atas disisi kepala.


Pemulihan
Bawa kaki kanan ke depan untuk mencegah membuat kesalahan lempar.

Ukuran Lembing
Berat lembing putra : 800 gram
Berat lembing putri : 600 gram
Panjang lembing putra: antara 260 cm
Panjang lembing putri: antara 220 cm


Cara Memegang
  • Cara Finlandia - Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar
  • Cara Amerika - Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar .
  • Cara Menjepit - caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.


Keterangan :
  • Lebar awalan 4 meter
  • Panjang awalan 40 meter
  • AC=BC= 8 meter
  • Lebar garis lempar = 7 meter

Selasa, 26 Februari 2013

Makalah Lempar Lembing



BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Lempar adalah salah satu bagian yang terdapat dalam olahraga atletik yang selalu diperlombakan. Baik dalam penyelenggaraan pesta-pesta olahraga yang bersifat nasional, internasional maupun dalam kejuaraan atletik itu sendiri. Dalam cabang olahraga atletik, istilah yang digunakan untuk setiap cabang olahraga disebut "nomor". Seperti nomor jalan dan lari, lompat dan lempar.
Nomor lempar merupakan salahsatu nomor yang telah diperlombakan sejak berlangsungnya olimpiade kuno di yunani. Kira-kira 779 sebelum masehi yaitu untuk nomor lempar cakram dan lempar lembing. Lempar atau melempar adalah merupakan salahsatu dari aktifitas pengembangan kemampuan gaya gerakan. Yaitu untuk melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota geraknya secara lebih terampil (manipulasi) atau saring juga dikatakan dengan ketrampilan manipulatif.
Untuk dapat melakukan suatu lemparan yang diinginkan, untuk meningkatkan prestasi optimal, si pelempar dan pelatih terlebih dahulu harus memahamu dan menguasai unsur-unsur pokok (basic fundamentalis)nya untuk nomor lempar tersebut. Yang dimaksud dengan unsur-unsur pokok adalah :
·      Harus dapat membangun body momentum yang sebenarnya.
·      Harus dapat mengembangkan momentum-momentum tersebut dengan tenaga badan yang sebesar-besarnya melalui suatu jarak waktu maksimum pada lintasan titik berat badan yang seproduktif mungkin.
Karena kecepatan suatu alat yang dilemparkan atau ditolakan ditentukan oleh jarak antara titik permulaan dan titik pelepasan dari alat yang dilemparkan atau ditolakan tersebut sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya ( Hukun Newton II ).


Nomor lempar dibagi menjadi 4 yaitu :
·      Tolak peluru (shot put)
·      Lempar lembing (javelin throw)
·      Lempar cakram (discus throw)
·      Lontar martil (hammer throw)
Lempar lembing merupakan olahraga perorangan yang termasuk nomor lempar dalam atletik. Tujuan melakukan lomba lempar lembing adalah dapat melakukan lemparan sejauh-jauhnya. Agar dapat melakukan lemparan dengan benar dan menghasilkan lemparan yang sejauh mungkin maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya terlebih dahulu.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah, diantaranya:
1.    Bagaimana sejarah lempar lembing?
2.    Bagaimana teknik lempar lembing yang baik dan benar?








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Sejarah Lempar Lembing
Di zaman dahulu lemparan dilakukan dengan berbagai cara: dari berdiri, dengan ancang-ancang, dengan satu dan dua tangan, terhadap suatu sasaran dan demi jaraknya. Dari lembing ringan untuk berburu pada bangsa-bangsa yang masih primitive, tombak berat untuk berperang diseluruh dunia, dan lembing dari Abad Pertengahan selama berabad-abad, terbentuklah lembing untuk perlombaan seperti sekarang. Lembing lama dari kayu dengan ujung dari besi dan sosok untuk membawa, diganti dengan kayu ringan dari Swedia, dan ini terdesak lagi oleh lembing modern dari logam dan serat kaca (fiberglass).
Selama berpuluh tahun lempar lembing dijuarai oleh para pelempar dari Finlandia. Dari 1914 sampai 1938 rekor dunia hamper hanya diperbaiki oleh atlet Finlandia, keseluruhannya dengan lebih dari 16 meter. Contoh yang baik dalam tradisi lempar lembing Finlandia ialah keluarga Jarvinen: Papa Jarvinen dalam Olimpiade tahun 1908 menjadi juara ketiga dalam lempar cakram, dan antara 1903 dan 1906 dua kali memperbaiki rekor dunia. Kemudian sebagai pelatih ia membawa tiga orang dari anak-anaknya sampai ke puncak prestasi. Anak bungsunya, Kalle, menjadi juara Finlandia dalam tolak peluru. Achilles menjadi juara dunia dan pemenang medali perak dalam dasalomba; dan Matti, yang tertua, antara 1930 dan 1936 memperbaiki rekor dunia dalam lempar lembing dari 71,57 menjadi 77,32 meter. Pada tahun 1932 ia menjadi juara Olimpiade di Los Angeles.
Lempar lembing diikutsertakan dalam peserta olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan untuk putra dan putri, sekarang nomor ini dimasukkan dalam dasalomba dan sapta lomba. Dua perkembangan telah mempengaruhi pelaksanaan lempar lembing. Yang pertama adalah usaha untuk menggunakan putaran jenis cakram untuk melempar. Walaupun metode ini menghasilkan jarak yang baik, namun seringkali tidak diperbolehkan, peraturan melarang atlet membelakangi arah lemparan. Dengan demikian, peraturan ini telah memantapkan jenis lempar lembing tradisional.
Perkembangan kedua dihasilkan dari peningkatan jarak yang luar biasa (melebihi 100 meter) pada lemparan putra. Pembuat peraturan yang khawatir seringkali mengubah ukuran lembing, dan secara perlahan mengurangi jarak lemparan lembing putra. Tidak ada perubahan pada nomor putri.
Pada tahun 1953 terjadi kehebohan besar di antara para pelempar lembing kaliber dunia. Seorang spanyol yang sama sekali tidak terkenal, bernama Erazquien, telah melempar lembing lebih dari 90 meter, pada waktu itu suatu jarak impian. Suatu teknik baru memungkinkan pelempar lembing tersebut dapat mencapai lemparan sejauh itu. Alih-alih ancang-ancang lurus seperti biasa, Erazquien berputar tiga kali dan melemparkan lembingnya dengan sabun lunak untuk memperbaiki daya luncurnya.
Tetapi, “teknik spanyol” yang baru itu segera oleh IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional) dilarang karena pelempar tidak selalu dapat mengontrol lembingnya, dan karenanya membahayakan penonton. Selain itu, tentunya juga harus disediakan stadion-stadion baru, sebab dengan teknik baru itu dapat diharapkan lemparan sampai sejauh 130 meter. Atlet Hongaria, Ferenc Faragi, pada rekor dunianya tahun 1980 berhasil melemparkan lembingnya sejauh 96,72 meter, suatu kemajuan hebta terhadap rekor-rekor pertama setelah lembing dibakukan dengan panjang 2,60 m dan berat 800 gram.

B.  Teknik Lempar Lembing
Sudah pada permulaan abad ini diketahui bahwa ancang-ancang, memegang lembing kebelakang, dan langkah penghubung, membawa pelempar ke dalam posisi menguntungkan. Langkah penghubung antara ancang-ancang dan lemparan, yang disebut langkah pendorong (yang dulu masih disebut langkah silang), dikembangkan oleh orang Swedia dan Finlandia. Langka itu menguntungkan bagi kecepatan dan pelempar sampai dengan tungkai dan pingganganya sebelum lembing. Dalam pada itu, sisi lemparnya dengan lengan terentangnya secara kendur, jauh ketinggalan. Prinsip dasar teknik ini masih memberikan peluang bagi variasi perseorangan. Walaupun demikian, pada teknik lempar lembing modern tidak banyak berubah. Hanya pada persiapan lemparan dengan lengan lempar, tegangan tubuh, dan ancang-ancang terdapat perbedaan antara teknik caliber dunia sekarang dan teknik 50 tahun lalu. Maka itu, kemajuan prestasi yang eksplosif juga bukan karena perbaikan teknik, melainkan karena kondisi pelempar dan perkembangan materialnya.



1.    Cara memegang lembing
Lembing dipegang di sisi belakang lilitan. Dengan itu dimungkinkan pengalihan tenaga yang menguntungkandibelakang titik berat; selain itu, jari mempunyai tempat pegangan lebih baik. Dibedakan tiga macam pegangan lembing:
1.    Cara Finlandia dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar. Ini adalah pegangan yang paling banyak digunakan, sebab dengan pegangan demikian lembing dapat diarahkan dengan baik.
2.    Cara Amerika dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing dengan longgar. Dengan pegangan ini, pada waktu pelemparan dapat cepat terjadi penyimpangan lembing ke samping, yang sudah tentu merupakan kesalahan.
3.    Pada yang disebut “pegangan tang”, lembing dipegang di antara telunjuk dan jari tengah (foto 4). Dengan pegangan ini dicegah terjadinya luka pada siku, karena pelencangan terlalu besar pada sendi itu menjadi terhalang (“pegangan kesehatan”). Tetapi lilitan tipis seperti yang diharuskan, sering menyebabkan masalah pada waktu pelemparan.



2.    Cara membawa lembing
Membawa lembing adalah cara membawa dimulai saat mengambil awalan sampai saat akan melempar.
·      Tangan pembawa lembing lurus ke belakang serong ke bawah, lembing dipegang di samping badan segaris dan menempel pada lengan sedangkan ujung lembing di samping dada.
·      Tangan pembawa lembing ditekuk 900 , lembing dipegang setinggi telinga dan tepat di atas bahu. Posisi lembing bisa horizontal, serong ke atas atau bawah.
·      Tangan pembawa lembing diangkat sedikit lebih tinggi dari kepala. Posisi lembing mendatar atau serong.
3.    Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam lempar lembing
Beberapa Hal Yang di Sarankan
·      Memegang lembing sepanjang jalur lengan
·      Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan tungkai kanan
·      Berlari lurus selama melakukan awalan
·      Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
·      Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu kiri dalam posisi tertutup)
·      Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap keatas
·      Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
·      Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu melakukan lemparan.
Beberapa Hal Yang Harus di Hindari
·      Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam)
·      Meloncat ke atas pada langkah terakhir
·      Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
·      Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
·      Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan
·      Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
·      Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
·      Melempar berputar melalui samping kanan badan
4.    Gaya melempar Lembing
Untuk melakukan suatu lemparan diperlikan gaya, yang dimaksud dengan gaya adalah sikap atlet dalam melakukan lemparan. Dalam lempar lembing dikenal dua macam gaya melempar, yaitu :
a.    gaya menyamping (Hop step)
b.    gaya langkah silang (cross step)
Ø Langkah silang (cross step) sebelum melempar
Langkah silang merupakan gaya lempar lembing yang sering digunakan oleh atlet pelempar lembing. Gaya cross step ini berasal dari Finlandia sehingga banyak yang menyebut dengan lempar lembing gaya Finlandia. Cara lempar lembing gaya Finlandia adalah sebagai berikut, setelah langkah awalan terakhir lakukan langkah silang :
a.    langkahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri. Bersamaan itu tangan kanan memegang lembing kemudian turunkan dan serong ke bawah.
b.    Langkahkan kaki kiri ke depan dengan tetap mempertahankan sikap tangan kanan.
c.    Lankahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri.
d.   Lankahkan kaki kiri ke depan selebar mingkin saat telapak kaki tepat menginjak tanah, putar pinggan ke depan bersamaan tangan kanan ditarik ke depan atas.




Ø Lentingan badan dan tangan saat melempar
Cara melakukannya adalah :
a.    Sikap terakhir langkah silang merupakan kelanjutan untuk lempar atau sikap melempar.
b.    Jika pelempar menggunakan tangan kanan, kaki kanan di luruskan ke belakang, kaki kiri berada di depan dan lutut ditekuk.
c.    Siku tangan pembawa lembing ditekuk dan diteruskan memutar badan secara cepat untuk memperoleh lemparan yang baik dan sejauh-jauhnya.
d.   Bersamaan dengan memutar badan ke arah sektor lemparan, lembing dilemparkan dengan cepat.
Ø Sikap akhir setelah melempar
Gerak ikutan atau follow through dilakukan dengn cara :
·      Sikap badan menghadap ke arah lemparan lembing, kaki kanan jatuh ke depan mengganti posisi kiri.
·      Kaki kiri ke belakang menjaga keseimbangan sedangkan tubuh condong ke depan.
Melakukan gerak ikutan dalam lempar lembing bertujuan untuk :
·      membantu kekuatan lemparan.
·      Menjaga keseimbangan agar badan tidak melalui garis batas.
Ø Ukuran dan Lapangan Lempar Lembing
Ukuran Lembing
No
Atlet
Panjang
Berat
Lilitan
1
Putra
260 cm - 270 cm
700 gram - 800 gram
15 cm - 16 cm
2
Putri
220 cm - 230 cm
600 gram
14 cm - 15 cm

Lapangan Lempar Lembing
Sektor Lemparan
 
4 m
 
A
 
B
 
C
 
Keterangan
Ø Lebar awalan = 4 m
Ø Panjang awalan = 30 m - 36,5 m
Ø BC merupakan busur, jari-jari AB=AC=8 m
Ø Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri = 11/2 m
Ø Lebar garis lempar = 7 m








DAFTAR PUSTAKA
Jonath, U. (1988). Atletik 2 – Lempar dan Lomba Ganda. Jakarta. PT. Rosda Jaya Putra Offset.
Gerry A. Carr. (1997). Atletik Untuk Sekolah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
http://media.tumblr.com/tumblr_kuoun2vg0O1qa76ha.jpg

MAKALAH TOLAK PELURU


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa.
Atletik merupakan unsur olahraga terpenting pada suatu penyelenggaraan olimpiade. Hal ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga lain dapat dicapai melalui latihan nomor-nomor atletik, khususnya dalam peningkatan kondisi fisik. Nilai edukatif dari cabang atletik dapat dijadikan dukungan dalam pengembangan sumber daya manusia yang potensial di bidang olahraga.
Salah satu nomor pada cabang atletik adalah tolak peluru. Faktor tersebut ada yang bersifat internal misalnya ; bakat, emosi, suasana hati, motivasi dan lain-lain. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal diantaranya ; faktor pelatih, sarana dan prasarana, lingkungan dan sosial budaya. Prestasi pada nomor atletik dapat dicapai melalui latihan yang khusus dan teratur dalam jangka waktu yang relatif lama. Potensi yang cocok dengan cabang olahraga yang ditekuninya seperti keadaan fisik, penguasaan teknik dan persyaratan lainnya semestinya dimiliki oleh seorang atlet.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian tolak peluru?
2. Bagaimana tekhnik dalam memainkan tolak peluru?
3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam olahraga tolak peluru?
4. Peralatan apa saja yang diperlukan dalam olahraga tolak peluru?
5. Berapa ukuran lapangan olahraga tolak peluru?

C. Tujuan
Untuk menjelaskan peraturan yang dan tekhnik yang ada pada olahraga tolak peluru.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
• Untuk senior putra = 7.257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk yunior putra = 5 kg
• Untuk yunior putri = 3 kg

B. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.

C. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru

Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
 Menyentuh balok batas sebelah atas
 Menyentuh tanah di luar lingkaran
 Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
 Dipangil selama 3 menit belum menolak
 Peluru di taruh di belakang kepala
 Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
 Menginjak garis lingkar lapangan
 Keluar lewat depan garis lingkar
 Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
 Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan :
1. Bawalah tungkai kiri merendah
2. Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang
3. Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
4. Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
5. Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
6. Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
7. Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
8. Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari :
1. Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
2. Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
3. Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
4. Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
5. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
6. Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
7. Terlalu awal membuka badan
8. Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan

D. Peralatan
Alat yang digunakan :
1. Rol Meter
2. Bendera Kecil
3. Kapur / Tali Rafia
4. Peluru
a) Untuk senior putra = 7.257 kg
b) Untuk senior putri = 4 kg
c) Untuk yunior putra = 5 kg
d) Untuk yunior putri = 3 kg
5. Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox : gaya menyamping

E. Lapangan Tolak Peluru

Konstruksi :
 Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
 Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
 Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
 Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
 Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari atas, maka dapat kami simpulkan:
1. Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang termasuk dalam nomor lempar
2. Ada tiga tekhnik dalam memainkan olahraga tolak peluru yaitu Teknik Memegang Peluru, Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu, dan Teknik Menolak Peluru
3. Alat yang digunakan yaitu Rol Meter, Bendera Kecil, Kapur / Tali Rafia, Peluru, Obrient, Ortodox.
4. Ada beberapa yang diperhatikan dalam permainan tolak peluru, seperti yang sudah dipaparkan diatas.
5. Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

C. Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga tolak peluru berjalan dengan normal, maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat umum ( masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai olahraga supaya keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah dan generasi yang akan datang lebih optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Depdikbud. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta: Dharma Bhakti.

www.kaskus.us/showthread.php?t=3544765
http://blog.2menit.com/2010/06/shotput-tolak-peluru.html
http://Layla-innocent.blogspot.com