Rabu, 14 Desember 2011

cara-cara Melatih Atlit Bola Basket


Prinsip dan Falsafah Pemberian Latihan

KODE ETIK PELATIH

Umum

Bola
basket hanylah bagian dari sistem pendikan umum, Oleh karenanya harus
tetap sesuai kedudukannya yang tepat. Seseorang pelatih (coach) harus
mengenal peratuian-peraturan administratif. Ia harus mendukung
peraturan-peraturan tersebut 100 %.

Kedudukan Sebagai Guru

Pelatih bola basket adalah salah seorang anggota Staf
pengajar. Oleh sebab itu ia harus mengikuti metode-metode dan
teknik-teknik pengajaran yang etis dan efisien yangtelah digariskan di
tempat

Latihan dan Kesehatan

Kesehatan
para pemain merupakan faktor paling penting. Oleh sebab itu harus ada
garis besar program latihan yang disusun secara cermat. Upaya apa pun
harus dilakukan untuk melindungi para pemain. Seorang pemain yang
mengalami cidera, tidak boleh dibiarkan begitu saja. Begitu juga tidak
boleh didorong atau dipaksa untuk berlatih, tanpa lebih dahulu mendapat
pernyataan “sehat” dari dokter sekolah. Pelatih harus selalu ingat,
bahwa la bukanlah dokter.

Loyalitas

Pelatih
harus berusaha untuk disukai, dihormati setiap anak didik, OSIS, staf
pengajar, bagian administrasi sekolah dan pelatih-pelatih olah raga lainnya.

Program
lingkungan sekolah tempat ia rnengajar harus dihargai dan didukung
penuh olehnya, karena ini pun rnerupakan hagian dari keseluruhan
program.

Hubungan Masyarakat

Pelatih
perlu mengenal warga kota sekitar, para orangtua murid, serta seluruh
fase kehidupan masyarakat setempat. Hubungannya dengan orangtua para
pemain harus akrab dan bersahabat. Ia perlu merasa terlibat dengan
kepentingan-kepentingan po kok mereka. Lebih jauh lagi, anak-anak muda
itu sedang berada dalam uisia yang mudah dipengaruhi banyak hal dan
orangtua rnereka ingin agar anak­anaknya maju. Oleh sebab itu, perlu
diingat bahwa sukses tidak, sepenuhnya ditentukan oleh
kemenangan-kemenangan dalam pertandingan.

Publikasi

Majalah siswa dan harian setempat, merupakan modal yang pokok untuk tujuan ini. Pelatih harus mengerti, bahwa bagi murid tersedia banyak bahan penulisan untuk mempublikasikan cabang olahra

Ia perlu mengetahui apakah pertandingan-pertandingan yang diadakannya telah diumumkan dan dimuat di mass media setempat. ia perlu
banyak bergaul dengan orang-orang surat kabar”, tetapi ia pun harus
sangat hati-hati dalam pergaulan semacam ini agar tidak muncul
komentar-komentar ngawur aki­bat salah tafsir.

Sportivitas

Karena
pembentukan karakter dan sportivitas merupakan hal yang pokok dalam
pembinaan olahraga, maka sudah menjadi tugas pelatih untuk selalu
menampilkan sportivitas yang tinggi pada anak didiknya dalam segala
sesuatu.

la
harus selalu sadar bahwa perilaku dan kata-kata nya dapat membentuk
suatu pola tertentu bagi anak-anak didiknya, penonton maupun orang
lain. Untuk itu ia harus menghindari sikap merendahkan tim yang lemah,
mengritik pelatih atau ofisial la­in, atau mencela siapa saja dalam
situasi apa pun juga.

Peraturan

Permainan tidak akan ada tanpa adanya per­aturan.. Pelatih harus menaati dan melindunginya dalam batas-batas interpretasi yang benar. Ia
juga harus mengakui sulitnya penyelenggaraan pertandingan. Untuk itu ia
harus selalu siap memberikan du­kungan penuh kepada para ofisial.

Profesionalisme

Pelatih
har:us menyadari keterbatasan dirinya dalam hal pengetahuan tentang
pertandingan. Untuk itu ia harus selalu berusaha meningkatkan terus
pengetahuannya dengan membaca buku-buku olahraga, mengikuti
penataran-penataran serta mengikuti per­tandingan-pertandingan baik
yang bersifat persaha­batan maupun profesional.

Pelatih
harus berusaha keras untuk meningkatkan minat orang terhadap
pertandingan, mencarikan bantuan penambahan peralatan, serta ikut
berusaha menyempurnakan pertandingan-pertandingan di wilayah
sekitarnya, misalnya dengan menyeponsori klinik-klinik atau mengundang
pemain-pemain terke­nal.

Penting
sekali bagi pelatih untuk mempelajari, menganalisa dan melakukan
eskperimen terhadap setiap aspek dalam cabang olahraga yang digelutinya. la harus bersikap antusias, energik; dan bekerja tak kenal lelah untuk memajukan olahraga bola basket.

Salah
satu penunjang paling besar bagi pelatih bola basket, adalah kunjungan
berbagai pertemuan para pelatih dalam setiap tahun. Saya sering
menyadari pertemuan-pertemuan semacam ini meng­ajar di
berbagai tempat. Sehingga saya menemukan sesuatu yang dapat membentuk
pekerjaan saya selama mengajar di Universitas St John’s di North
Langgina, di Philadelphia Warriors clan Universitas South Carolina.

Setelah
kami mengajar beberapa tahun, ada kecenderungan bahwa kita meremehkan
fase-fase tertentu dalam pertandingan. Akan tetapi kalau anda
menghadiri pertemuan-pertemuan para pelatih, banyak sekali
teknik-teknik menyerang dan bertahan yang muncul kembali di dalam
ingatan.

Saya
selalu membuat garis besar dari aistem yang diterapkan bertahun-tahun.
Saya mencatat semua sistem yang pernah memberikan hasil gemilang bagi
tim saya. Saya tidak ingin menyajikan gaya permain an apa pun, kecuali
gaya permainan saya sendiri.

Pada
dasarnya sistem saya dalam permainan bola basket, berasal dari latar
belakang kegiatan basket saya di St John Universitas, Brooklyn, New
York serta dari Visitation Triangles yang saat itu rnerupakan salah
satu anggota liga Profesianal Amerika inilah latar
belakang tipe permainan bola basketyang saya ajarkan. Perlu saya
tambahkan, bahwa saya selalu memberikan penekanan yang Iebih besar
rerhadap permainan defensif daripada permainan ofensif.

Di
Universitas South Carolina, saya membuat film dari seluruh turnamen
yang diikuti tim saya. Ini merupakan modal non-personal paling penting
yang di tekankan dalam sistem pengajaran saya. Dengan film-film ini,
kami semua dapat mengenal dan menganalisa permainan-permainan kami,
melihat kesalahan-kesalahan kami serta kemudian melakukan koreksi waktu
latihan bertanding.

Pada
awal session latihan di atas kami memutar film-film tentang setiap
pemain sast mereka sedang melakukan gerakan-gerakan dasar. Film-film
ini memungkinkan kami untuk mengecek setiap pemain dan memberikan
koreksinya. sesuai kebutuhan. Pemakaian film dalam pembinaan basket
memang belum banyak. Tetapi dimasa rnendatang makin banyak .pelatih
yang akari memperoleh manfaat dari carar ini. Potret-potret juga dapat digunakan untuk memeriksa bentuk dan pelaksanaan gerakan-­gerakan dasar.

Hubungan Pemain-Pelatih

Pelatih harus akrab dengan pemain/ anak didiknya. Ia
harus berusaha mengembangkan sikap saling menghormati dan rasa percaya
diri. Ia harus mengecek kesalahan-kesalahan mereka, namun siap untuk
memahami jika mereka mengalami kegagalan. Bisa jadi suatu kegagalan
berasal dari kurang tepatnya cara pengajarannya. Pelatih harus memiliki
sikap mau memahami, simpatik, tetapi tegas dihadapan anak didiknya.

Daftar
peraturan latihan juga perlu sekali diberikan, aturan-aturan ini harus
dilaksanakan. Pela­tih harus menyadarkan anak didiknya akan pentingnya
studi dan kewajiban mereka terhadap orang tua masing-masing; terhadap
tim dan terhadap sekolahnya.

Tim

Pelatih harus mengkordinir setiap anak didik nya, sehingga terbentuk satu tim di mana setiap anggotanya merupakan bagian yang penting. la ha­rus mengajak anak-anak didiknya untuk mencintai olahraga ini, serta ” menyuntikkan” hasrat untuk menang. Ia harus ada di antara anak-anak didiknya setiap usai pertandingan, menang atau kalah.

Terutama
saat menghadapi kekalahan, pelatih harus ada disamping mereka saling
membagi kekecewaan, tetapi sambil memulihkan semangat dan rasa percaya
diri mereka.

Skill Dasar

Pendekatan yang tepat untuk memberikan latihan, dimulai dengan pengajaran tentang skill-skill dasar.

Pelatih
harus sabar memberikan drill berkali-kali, agar tercapai performance
skill dasar yang benar. Tidak ada jalan pintas untuk mencapai tujuan
ini. Tim yang baik adalah tim yang memiliki skill dasar baik.

Kepemimpinan

Pelatih
harus mampu mengembangkan kepemimpinan dalam diri anak didiknya dengan
menunjukkan rasa percaya diri, agresivitas dalam situasi tertentu dan
perilaku yang sopan. Dalam keadaan darurat; lebih baik ambil tindakan
tertentu daripada tidak ada tindakan sama sekali.

Program Praktek

Pelatih harus merencanakan program-program latihan secara cermat, karena waktu sangat berharga.

Tanpa
perencanaan yang seksama, kemungkinan besar bagian yang penting dari
program latihan akan luput dari perhatian, tetapi ini bukan berarti
bahwa unsur Hiburan” boleh diabaikan.

Karena pelatih harus memanfaatkan setiap menit dari waktu latihan, ia harus menyita para anak

didiknya
agar melaporkan dengan segera hasil-hasilnya. Pengawasan terhadap ruang
ganti pakaian, penting untuk mengontrol ada tidaknya perilaku kasar
dari anak didiknya. Pengawasan juga diperlukan untuk mengecek terjadi
tidaknya cidera. Pelatih dan para asisten serta pemimpin-pemimpin
lainnya, harus memberi teladan.

Jam-jam latihan yang terencana, akan menghemat waktu dan sekaligus membantu memelihara minat anak didik.

Antara
pelatih dan anak didiknya harus terdapat rasa saling pengertian
sedemikian rupa, sehingga teriakan atau tiupan peluit dinyatakan bahwa
sebenarnya adalah “adu kebiasaan”. Penguasaan yang mendalam atas
skill-skill dasar, membutuhkan pengulangan-­pengulangan terhadap drill
yang telah diajarkan. Akan tetapi program latihan harian harus
direncanakan sedemikian rupa agar drill yang sulit disusul dengan saat
“istirahat” atau drill hiburan. Ini akan membantu memelihara
kewaspadaan serta antusiasme para anak didik.

Pengulangan
terhadap drill sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia
untuk menguasai skill-skill dalam basket. Akan tetapi bila pengulangan
semacam ini dilakukan tanpa perubahan, dapat mengakibatkan kebosanan.

Setiap
drill dalam program latihan, harus diarahkan terutama terhadap
pengembangan dan penyempurnaan suatu skill yang menyatu ke dalam
penerimaan ofensif dan defensif terencana. Tim-tim basket yang ternama,
selalu terbentuk dari pemain-pemain yang sangat menguasai skill-skill
dasar.

Kemajuan
dalam hal penguasaan, kondisi dan semangat tim yang dilengkapi dengan
hubungan pri badi yang akrab antara pelatih dan anak didik, akan
membentuk semangat kerja sama yang baik. Disiplin sangat diperlukan,
akan tetapi disiplin dapat dikembangkan secara. lebih efektif melalui
sikap menghargai anak didik daripada melalui otoritas ke dudukan.

Perlu
diingat bahwa kritik yang tajam dapat merusak rasa percaya,diri maupun
harga diri, sedangkan pujian dapat meningkatkan semangat pribadi
mau­pun kelompok.

Saya
senang mengadakan sesuatu yang baru dalam setiap latihan. Hal yang baru
ini adalah gagasap tertentu yang mungkin menyimpang dari latihan biasa.
Saya percaya terhadap keampuhan cara pemberian bimbingan yang tepat
pada waktunya di lapangan, dan melatih para siswa satu persatu serta
membantu dalam tahap-tahap permainan tertentu yang belum dikuasainya.
Saya juga percaya akan besarnya manfaat dari pemberian bimbingan dalam
kelompok-kelompok kecil. Latihan dengan membentuk barisan pemain yang
harus menunggu giliran melakukan suatu drill, sebenarnya tidak efisien.
Buatlah kelompok-kelompok` kecil yang harus menja lankan drill-diill di
beberapa tempat terpisah dan usahakan agar setiap pemain “sibuk”
melakukan drill-drill tersebut:

Untuk
memperoleh kondisioning yang baik bagi kaki dan telapak kaki serta
untuk menghindari lecet-lecet serta cidera terakhir, maka setiap pemain
harus siap bertanding, yakni untuk bertanding segera setelah latihan
praktek dimulai latihan sebelum praktek bertanding dengan cara lari,
memainkan basket versi 3 orang, serta lompat tali akan membantu
memperkuat kaki yang akan dibutuhkan untuk lari kencang dalam latihan
praktek nantinya.

Latihan
lompat tali (rope-skipping) sangat besar manfaatnya bagi peningkatan
kekuatan kaki. Latihan ini membantu memperbesar kemampuan melompat dan
berlari.

Lompatan
taat juga memperkuat otot-otot pergelangan tangan dan membantu pemain
mengembangkan gerakan mengalir yang sangat penting dalam drib­bling
maupun shooting. Untuk para pemain yang tampaknya memerlukan
pengembangan aspek fisik, dianjurkan untuk menjalani program latihan
isometrik.

Program
ini disusun atas dasar latihan 5 hari per minggu dan setelah latihan
basket yang sebenarnya. Begitu latihan basket dimulai, para siswa/anak
didik diharapkan untuk melanjutkan program ini 2 kali seminggu di rumah
masing-masing.

Pelatih

Pelatih
bukan sekedar guru olahraga, tetapi lebih dari itu. la adalah pemimpin
kaum muda. Kejernihan pikiran, kepribadian, pakaian dan tutur kata sama
pentingnya dengan pengetahuannya tentang basket: Dan karena para pemain
mewakili sekolah, masyarakat setempat dan pelatihnya, maka mereka perlu
diberi pelajaran tentang perlunya kebersihan kepribadian, berpakaian
pantas dan bersih, kesopan an, tutur kata yang halus, serta tata krama
makan bersama yang baik. Disamping itu karena teman-teman sekolah
seringkali menganggap mereka sebagai contoh, mereka tidak boleh
berpakaian atau berprilaku semaunya. Pelatih harus menuntut disiplin
diri dari siswa-siswa nya.

Anak
muda seringkali terlalu mudah terpengaruh dan ikut-ikutan, terutama
dibidang olahraga. Se ringkali disada.ri atau tidak, pelatih menjadi
semacam pahlawan di mata mereka dan anak-anak muda lainnya. Oleh
karenanya sudah jadi keharusan bagi pelatih untuk memperlihatkan sikap
jantan, sema­ngat bertanding yang kuat, sportivitas yang tebal, serta
bersikap tegas dalam hal peraturan. Semua pelatih harus diukur dari
jumlah kemenangan atau kekalahan anak didiknya.

Yang paling penting, pelatih harus ingat bahwa ia mewakili pribadi yang dipercaya untuk mem bina karakter anak orang lain.

FALSAFAH BASKET SAYA

Salah
satu definisi falfasah menyatakan, bahwa falsafah adalah sikap pribadi
seseorang yang di nyatakan dalam suatu kesatuan konsepsi umum dan
sistemati yang pada umumnya akan diwujudkan da lam tindakan. Untuk itu
saya akan berusaha mengikuti suatu fatsafah permainan basket, yang
mungkin tercermin dalam uraian berikut ini.

Pemain

Saya
berkeyakinan bahwa semua aspek dalam permwinan basket berasal,
berlangsung dan berakhir pada pemain yang bersangkutan. Saya percaya,
bahwa tugas saya adalah menularkan semangat antusiasme ke dalam diri
para siswa saya untuk meyakinkan mereka, bahwa kerja keras akan
membuahkan hasil yang besar secara individual maupun kelom­pok. Sejalan
dengan ini saya yakin, bahwa seorang pemain akan selalu ingat dan
sangat menghormati pelatih yang melatihnya dengan giat, dan
melalui-latihan yang berulang-ulang, membuatnya mampu bermain dengan
benar.Pemain yang bahagia adalah pemain yang ba­ik. Latihan dan
pertandingan harus selalu mengan­dung unsur hiburan. Latihan terlalu
keras dan ku­rang menga.ndung unsur hiburan, akan mengakibat kan
kebosanan. Saya selalu merencanakan program­program latihan sedemikian
rupa, sehingga tidak monoton. Untuk mencapai maksud ini, saya selalu
menjaga agar dalam latihan terjadi perpindahan yang cepat dari satu
drill ke drill yang lain, disertai dengan teriakan pemain yang antusias
tetapi tetap sopan.

Meskipun
disiplin pemain sangat dibutuhkan un tuk mencapai hasil terbaik, saya
lebih cenderung untuk memberikan pengertian bahwa yang menentukan
sukses tidaknya permainan adalah pemain itu sendiri, bukan pelatih. Dan
saya selalu mendorong pemain untuk bermain dengan bebas tanpa rasa
takut akan melakukan ke sa,lahan. Hanya dalam permainan yang bebaslah,
seseorang dapat memberikan respon yang spontan terhadap berbagai
situasi pertandingan.

Memforsir
pemain-pemain penting dalam satu tim tidaklah sulit. Memperlakukan
mereka secara tak adil dengan menyuruh beberapa pemain ini bermain
terus untuk mencetak angka fantastis, atau untuk meningkatkan rekor
individu bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi ingat bahwa semakin lama
seseorang bertanding, semakin meningkat pula fatigue (kelelahan) dan
semakin turunlah efektivitas pemainnya.

Saya
lebih senang memilih pemaIn-pemain yang baik untuk komposisi pertama
dan membuat 5 pemain berikutnya merasa “penting’”. Saya menyadari bahwa
para pemain cadangan tidak akan pernah bisa mengembangkan rasa percaya
diri dan ketenangan, jika mereka tidak diikutkan dalm pertandingan
reguler. Saya pun rnenyadari bahwa mereka tidak akan benar-benar merasa
memiliki timnya, jika mereka tidak diikutkan pertandingan-pertandingan.

Pemakaian
pemain cadangan untuk “umpan”, akan menimbulkan ketidakpuasan di pihak
pemain-pemain yang bisa mempengaruhi anggapan para pemain reguler. Para
pemain saya dan siapa saja. Yang terlibat harus merasa bahwa-tim lebih
pen­ting dari pada bintang lapangan, lebih penting dari pada 5 pemain
yang pertama, pelatih atau siapa pun juga. Disamping mengikutkan pemain
cadangan, saya memperhatikan juga para siswa baru untuk meyakinkan
mereka, bahwa saya benar-benar ingin mengetahui sampai di mana kemajuan
mereka.

Yang
terakhir, saya harus merasa bahwa setiap pemain yang tergabung di dalam
tim yang saya bina telah memperoleh lebih dari sekedar skill-skill
dalam basket, serta pengalaman-pengalaman bertanding pada saat ia
berlalu dari sekolah tersebut.

Tim

Saya
percaya bahwa semangat juang, ketenang an, skill, rasa percaya diri
serta kehendak untuk menang, sangat penting. Kecerdasan para anggota
tim serta kemampuan untuk memanflaatkan peluang, sangat diperlukan
dalam pertandingan. Salah satu bagian yang penting dari tugas saya ada
lah memberikan pengertian pada para pemain, bah wa tim yang membuat
kesalahan paling sedikit, bia sanya itulah yang menang.

Untuk itu tim saya harus mampu sesuai dalam ber bagai situasi.

Kemampuan tim untuk menyelesaikan permainan­

1. Lambatkan serangan bila seorang lawan bermain terlalu cepat.

2. Serbulah para penyerang, jika mereka tidak mampu melakukan fast break.

3. Jika lawan memakai gaya permainan kita, pakailah prinsip: “‘hadapi api dengan api”.

4.
Gunakan “stall offense” serangan memakai penghalang), bila lawan
memiliki seorang pe main yang bertubuh amat tinggi dan dapat memblokir
temhakan-tembakan kita yang mendekati basket (keranjang).

Giringlah pemain itu keluar dari posisinya de ,ngan memakai serangan terencana.

5,
Lakukan fast break (serangan kilat) pada sa at lawan tidak menyadari
keseimbangan per tahanan, atau bila mereka bertubuh besar atau bergerak
lamban.

Yang
terakhir, saya selalu menuntut agar para pemain benar-benar siap dan
terkondisi untuk membagikan tekanan terhadap lawan sepanjang
pertan­dingan, termasuk selama periode perpanjangan waktu ini hanya
bisa terlaksana bila setiap pemain berada dalam kondisi puncak dan
tetap demikian sejak pertandingan pertama hingga terakhir.

Saya
merasa bertanggung jawab untuk mempersenjatai tim saya, dengan suatu
serangan dasar man-to-man (satu lawan satu) dan zone defenses (sistem
pertahanan dari satu regu dengan pengawasan daerah masing-masing
pemain), serta kemampuan untuk menggerakkan variasi-variasi dan
modifikasi-modifikasi yang diperlukan, untuk mengatasi situasi-situasi
istimewa. Biasanya tim ini harus memiliki kemampuan untuk mengubah gaya
permainan beberapa kali, agar dapat serangan yang efektif.

Pelatih

Saya beipendapat, bahwa pelatih harus memancarkan antusiasme yang besar terhadap pertandingan. la harus mencintai cabang olahraga ini dan bersedia memberikan apa saja yang ada pada dirinya untuk pertandingan tersebut.

la
harus percaya pada dirinya serta pada metoda­-metoda dari
teknik-tekniknya; ia harus selalu ingat bahwa basket adalah adu
kebiasaan. Dari semua. Itu yang terpenting adalah ia harus “menjadi
dirinya sendiri”.

Menurut saya, setiap pelatih harus memiliki suatu konsep tertentu tentang gaya serangannya.

la
harus memberikan drill-drill kepada para pemain nya, menurut
metoda-metodanya sendiri sampai drill-drill itu menjadi kebiasaan. Akan
tetapi jangan lupa, bahwa tidak jarang, pelatih terlalu banyak
memberikan bahan latihan.

Gambar-gambar
serangan dan diagram-di­agram situasi pertandingan, sangat membantu
pelatih dalam menjalankan tugasnya. Biasanya saya menggunakan papan
tulis dan papan strategi untuk

membuat
berbagai ilustrasi situasi. Dalam kaitan ini, para pemain perlu diberi
perana.n penting untuk menjelaskan tujuan dan alasan serang an-serangan
tertentu dalam situasi tertentu.

Waktu
adalah modal yang amat berharga pemborosan waktu memperbesar resiko.
Setiap latihan harus dibuat garis besarnya dan harus dijalani de­ngan
kecepatan penuh. Latihan-latihan dengan waktu pendek, dimana unsur
unsur latihan dijalankan dengan mulus dan penuh antusias, yaitu lebih
bermanfaat daripada latihan-latihan yang lama dan melelahkan.

Saya
yakin, bahwa penekanan pada falsafah “serangan dengan disertai
tekanan”, akan memberikan hasil yang lebih baik. Saya rasa perlu bagi
setiap pemain saya untuk merasa, bahwa mereka adalah juara, bahwa lawan
pasti “grogi” berhadapan dengan kami.

Sepenuhnya
saya sadari, bahwa kesehatan para pe main saya merupakan hal yang
vital. Oleh sebab itu mereka harus diiindungi sedemikian rupa agar
tidak terserang flu, lecet-lecet pada kaki, terkilir dan lain lain. Di
sini tampak betapa besar peranan pelayanan seorang dokter tim. Dalam
aturan latihan tercantum pula jumlah jam tidur, menu reguler, serta
hal-hal lain yang akan diuraikan nanti.

Saya
beranggapan bawha tim basket harus be nar-benar terlatih dalam
skill-skill dasar, setiap pemain harus merupakan penembak yang prima,
terampil menangani/mengolah bola, mengerti pentingnya “offensive
rebounding” serta memahami serangan-serangan dasar
penyerangannya.Pelatih harus mempunyai hubungan yang akrab de­ngan
kapten dan pemain belakang (counterbock). Percakapan sehari-hari dan
“tukar pikiran” tentang strategi dan taktik permainan, perlu dilakukan.

Saya
selalu berusaha memakai semua pemain. Biasanya saya minta digantikan
oleh pemain lain bila tim kami masih “memimpin” dalam skor atau
pertengahan pertama suatu babak. Tidak pernah terjadi kekalahan selama
pertengahan pertama suatu babak. Bagi saya perlu menyiapkan 5 pemain
untuk bagian akhir dari pertandingan, karena mereka sudah beristirahat
cukup lama, bebas dari rasa takut membuat kesalahan dan berada dalam
kondisi siap tempur.

Setiap
pertandingan menuntut konsentrasi pe nuh. Tak ada gunanya memikirkan
lawan yang a.kan dihadapi di masa mendatang dan melupakan pertan dingan
yang sedang diikuti. Ini berbahaya sekali.

Latihan Bertanding

Latihan-latihan
bertanding sedapat mungkin menyerupai pertandingan sesungguhnya. Karena
pertandingan di Universitas South Carolina, biasanya diselenggarakan
pada malam hari, maka saya memilih jam-jam latihan di malam hari pula.
Saya percaya pada area dan titik-titik tertentu yang paling “enak”
untuk melancarkan tembakan.

Saya pun yakin ada pemain yang menembak lebih jitu dari area-area tertentu, daripada dari area lainnya di lapangan basket.

Serangan (offense)

Menurut
pendapat saya, serangan tim dimulai dengan fast break. Tetapi fast
break ini berupa sua tu serangan yang terkontrol dan diselesaikan
dengan pemain yang ada. Saya lebih suka jika pemain-pemain saya
benar-benar terampil melakukan fast break, sehingga mereka dapat
melakukannya tanpa tembak an yang buruk atau lepasnya bola waktu
situasinya sudah jelas, bahwa peluang tersebut lenyap.

Saya
tidak percaya terhadap “set offense” atau “set plays”. Menurut pendapat
saya serangan apa pun disebut baik jika memakai sirkulasi bebas,
keseimbangan lantai (floor balance) serta koordinasi para pemain
melalui pelaksanaan teknik-teknik da­sar. Akan tetapi di dalam
mengajarkan serangan terisi, saya menekankan drill-drill untuk
permainan­permainan tertentu dan serangan permainan untuk mengembangkan
reaksi-reaksi passing dan scroring otomatis terhadap situasi-situasi
yang mungkin akan dihadapi.

Saya
percaya pada strategi memperkuat se­rangan tim sendiri, bila saya perlu
untuk memper oleh skor. Saya juga memakai taktik “membekukan bola”,
bila memungkinkan tercetaknya skor baru. Bagi saya, penting sekali
membuat perencana yang jelas serta berlatih secara teratur mengambil
bola dari centre jump.. Dari bola yang sedang dipegang, bola lepas dari
rebound, serta melaiui interception (mencegat bola yang dioper seorang
pemain lawan ke pemain lainnya).

Untuk
bermain secara offensif, pelatih harus meneliti apakah timnya telah
dipersenjatai untuk menghadapi situasi-situasi perta.ndingan berikut
ini:

1. Mengontrol atau mencuri langkah 2. Permainan jump-ball

3. Pe:mainan out-of-bounds (keluar batas) 4. Fast break

5. Serangan single pivot 6. Serangan single-post

7. Serangan menyebar (tengah dibiarkan terbuka)

8. Serbu offensive back board (papan pantul lawan)

9. Memonopoli bola (stall)

10. Membekukan bola

11. Membalas tekanan lawan (satu lawan satu dan zone)

semi-press.

Press setengah lapangan

Press/tekan penuh

12. Serangan variasi man-to man (satu lawan satu)

13. Menerobos zone-zone lawan

Pertahanan (defense)

Pertahanan
mendapat penekanan yang besar da lam tim yang saya bina. Saya
berpendapat, bahwa tim harus siap untuk meng “counter” setiap gerak
ofensif lawan. Renca na-rencana pertahanan harus disusun sebelum
latihan bertanding yang pertama dan harus didasarkan pada kemampuan
bertahan para pemainnya. Perlu ditambahkan bahwa, tim tidak hanya harus
siap menghadapi berbagai macam serangan dalam latihan praktek, tetapi
juga diberi pengalaman bertanding meskipun hanya selama 2 atau 3 menit.
Pengalaman bertanding akan memberikan rasa percaya diri bagi pemain,
dan memungkinkan pelatih untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan
pelaksanaan usaha pertahanan.

Pertahanan
yang sering saya gunakan adalah pertahanan man-to-man secara langsung.
Akan teta pi setelah beberapa tahun, serangan-serangan terten tu dapat
mengungguli pertahanan jenis ini dan mu lai saat itu saya bereksperimen
dengan berbagai variasi, misalnya overshif fing (sering bertukar
tempat), floating (mengambang), bermain di depan lawan yang bertubuh
besar dan lain-lain. Kemudian saya menyadari pentingnya mempersiapkan
tim saya untuk menghadapi fast break dari pihak lawan, pos session
-game, screening attack (serangan untuk membebaskan pemain dari penjaga
lawan), ancaman pemain bertubuh besar (seringkali 2 atau 3 orang),
berbagai jenis penerapan tekanan/press meliputi center jump, held ball
(bola ditahan), fase throw (lem paran bebas), one shot (satu Tembakan)
dan permainan out-of-bounds.

Permainan

Pelatih
harus mempersiapkan timnya untuk me nyesuaikan suatu serangan tertentu,
guna mengha dapi setiap bentuk pertahanan. Jangan takut ambil resiko. la harus berani mengambil keputusan, ia di harapkan untuk memimpin dan mengambil inisiatif bila keputusan tertentu diperiukan. la tidak boleh duduk saja sambil menunggu dan berharap akan menang. la harus bertindak.

Merencanakan Periode Latihan

Pra-Latihan

Seorang
pelatih harus selalu kontak dengan para pemainnya sepanjang tahun.
Banyak pemain yang menjadi “spesialis” dalam bas ket dan bertanding
terus sepanjang tahun. Bila kontak langsung dengan para pemain tidak
mungkin, pelatih bisa mengirirnkan surat yang bersifat umum sebulan
atau 6 minggu sebelum latihan-pembukaan. Surat ini harus mencantumkan
garis besar dari rencana-rencana dan tujua pribadi tentang peningkatan
mutu setiap pemain dan beberapa satan tentang kondisioning. Ada baik
nya menasihati pemain, agar mereka tidak terjun dalam
pertandingan-pertandingan rutin sebelum latihan praktek yang pertama.
Mereka harus terus latihan menembak, meningkatkan keterampilan
drib­bling, passing, rebounding, jumping dan skill-skill dasar lainnya.

Latihan-latihan
tertentu seperti lompat tali, ka.liste nik ringan, tintu tanpa sasaran,
latihan medicine ball, dan lari untuk memperkuat kaki serta menam bah
kecepatan.

Gimnasium dan Peralatan

Pelatih
kepala harus selalu mengecek sendiri peralatan yang akan diperlukan
selama latihan; memeriksa apakah keadaannya masih baik dan jumlahnya
mencukupi peserta. Kemudian ia perlu memeriksa ruang latihan
(gimnasium), untuk melihat apakah arenanya masih dalam kondisi baik dan
garis-garis batasnya masih jelas terlihat.

Saat itu juga perlu dilakukan pengecekan terhadap basket-basket, net papan skor, petunjuk waktu dan tabel- tabel skor.

Kapten Regu

Seleksi
seorang kapten regu, merupakan hai serius bagi setiap pihak yang
terlibat: sekolah OSIS, Pelatih dan terutama tim itu sendiri. Karena
kapten regu adalah wakil tim, – maka harus benar-benar orang yang
tepat. Selama bertahun-tahun, saya selalu menunjuk kapten regu secara
pribadi dan cara ini lebih sering berhasil.

Manajer

Adanya seorang maanajer yang tangguh, merupakan awal yang baik. Manajer yang tepat, sebaiknya seorang ahli administrasi yang terampil dan sekaligus olahragawan yang antusias.

Tugas
seorang manajer terlalu banyak untuk di bicarakan di sini. Tetapi jika
dibuat check list un tuk setiap latihan, pertandingan di lingkungan
sekolah/kampus, pertandingan di luar sekolah/kampus, turnamen, akan
tampak tugas-tugas manajer.

Pertemuan Staf

Pelatih
kepala jelas harus merumuskan rencana-rencana latihan terlebih dulu,
tetapi sebaiknya perumusan itu dilakukan dalam rapat-rapat staf pembina
(asisten pelatih, instruktur, kapten, dan manajer harus hadir).

Dalam rapat-rapat ini, semua tugas setiap anggota staf harus dijabarkan dan biasanya yang dibicarakan adalah:

Check list Rapat:

l.
Tinjauan kembali terhadap icelemahan-kelemahan yang tampak dalam
periode latihan yang lalu, kelemahan tim seperti misalnya dalam
melancarkan tembakan, pengolahan bola, pertahanan, pelaksanaan fast
break, rebounding, blocking out (memblokir lawan), mengambil bola hasil
tembakan yang buruk, kondisi badan, semangat, klik kelompok kecil).

2. Mengevaluasi para pemain baru dan lama

3. Merencanakan serangan dan pertahanan

4. Menyusun program kondisioning dan training

5. Merencanakan pemakaian alat-alat bantu untuk mengajar (media)

6. Garis besar latihan

7. Membahas drill-drill dan serangan serta perta hanan khusus.

8. Menyiapkan bagan-bagan kemajuan pemain, bagan performance pertandingan.

9. Merencanakan rekreasi dan mempersiapkan turnamen-turnamen.

Rapat Anggota Tim

Beberapa
rapat orientasi harus diadakan sebelum latihan di arena. Dengan papan
tulis yang dapat digunakan oleh siapa saja, pelatih dapat meng ajarkan
teori-teori permainan yang ofensif maupun defensif, cara-cara
kondisioning maupun aturan-aturan training; ia pun dapat membuat garis
besar dan membahas rencana-rencana untuk periode latihan, drill-drill,
serta latihan praktek.Peraturan-peraturan bola basket juga bisa
dibicarakan di sini.

Formulir-formulir untuk pemeriksaan fisik serta untuk ijin dari orangtua para pemain
perlu dibagikan. Seluru staf harus menghadiri pertemuan-per temuan ini
dan membahas tugas yang diberikan untuk masing-masing, sehingga semua
pihak memahami tanggung jawabnya sendiri.

Kondisioning

Pada
awal latihan praktek ini, setiap pemain harus berada dalam kondisi
tubuh yang cukup baik. Kalau seorang calon pernain/peserta latihan
kurang memperhatikan kondisi fisiknya sendiri, kecil ke­mungkinannya
untuk dapat bermain baik dalam timnya. Untuk menjadi pemain basket yang
tangguh, tiap pemain (dalam hal ini siswa sekolah) harus berlatih terus
menerus, baik selarna hari-hari masuk sekolah maupun saat liburan.
Dengan demikian di awal periode latihan berikutnya, tiap pemain telah
siap dengan kondisi tubuh yang memadai.

Menurut
pendapat saya, kondisioning sebaiknya dicapai melalui drill-drill dasar
serta training dalam gerak-gerak dasar. Meskipun demikian, kalis­trik,
lompat tali, tinju tanpa sasaran, dan latihan memakai medicine ball
merupakan latihan kondisio ning yang sangat baik.

Drill-drill
dengan medicine ball sangat baik untuk melemaskan jari-jari, memperkuat
pergelangan tangan, dan untuk mempraktekkan semua bentuk pas­sing.

Awal Periode Latihan (dua minggu pertama)

Hal
pokok yang harus ada pada awal periode latihan, adalah keterpaduan
antara aktivitas kondisi oning dengan drill-drill dasar yang diarahkan
untuk mengembangkan skill dalam permainan basket. Sebagai contoh,
pengembangan kekuatan pada kaki dan “lari cepat”, dijadikan satu dengan
drill untuk fast break atau drill full-press dengan cara lari di arena
atletik.

Karena
telapak kaki belum terbiasa untuk lari cepat, berhenti mendadak, dan
mulai lagi secara mendadak, sebaiknya untuk beberapa hari yang per tama
aktivitas ini dibatasi. Kaos kaki yang rangkap dan sepatu yang baik
akan sangat berguna selama latihan ini. Larutan kapur barus bisa
dioleskan untuk memperkeras kulit, sehingga membantu mencegah
terjadinya lecet-lecet dan mencegah kemungkinan terpeleset.

Banyak
pelatih yang merusak seluruh acara latihan, karena memforsir para
pemainnya selama beberapa latihan praktis yang pertama. Akibatnya
selama seminggu penuh mereka menjadi terlalu letih. Berarti banyak
waktu yang terbuang. Umumnya program kondisioning dijalankan secara
bertahap, sampai regu pemain mampu berlatih dengan “tenaga pe nuh”
selama seluruh periode latihan.

Setelah
para pemain terbiasa dengan metoda­-metoda pembinaannya., tibalah
saatnya untuk melaksanakan “time schedule”. Untuk setiap macam drill,
lakukan jangan lebih dari 5 atau 10 menit. Di tengah-tengah jam
latihan, sebaiknya diberi kebebasan selama. 10 menit untuk melakukan
apa saja semaunya.

Selama Periode Latihan

Begitu
periode pertandingan tiba, masalah utama adalah mempertahankan tingkat
kondisi tubuh yang telah dicapai selama latihan-latihan sebelum
bertanding. Ini bisa menjadi masalah yang serius, karena banyaknya
waktu yang diperlukan untuk latihan menyerang dan bertahan dalam
menghadapi lawan berikutnya, latihan-latihan sebelum dan sesudah
pertandingan-pertandingan yang sulit serta selama perjalanan menuju
tempat bertanding.

Sebaiknya kita membatasi latihan-latihan selama bertanding sampai 1½ jam.
Jumlah waktu ini sudah cukup memadai. Latihan terlalu berat selama
hari-hari pertandingan, malah akan mengakibatkan kekalahan. Berdasarkan
pertandingan yang pertama, acara hari berikutnya adalah sebagai berikut:

Rapat di kamar ganti

Mengecek kesalahan-kesalahan dalam pertan dingan sebelumnya.

Mengecek film tentang beberapa pertandingan.

Latihan di arena Drill-drill pemanasan

Gerak-gerak ofensif untuk pertandingan beri kutnya

Gerak-gerak defensif untuk pertandingan beri kutnya

Penerapan kata-kata sandi di arena

Hari kedua mtningkatlCan program latihan ini seba gai berikut:

l. Lompat tali (5 menit)

2: Latihan medicine ball

3. Latihan isometrik

4. Drill menyilang (criss-cross) dengan 3 orang

5. Lari untuk fast break

6. Lay-up di kedua basket dan turun di tengahnya

7. Drill –dril defensif

8. Praktek ofensif

9. Pertahanan tim (press, zone)

10. Teknik pembekuan bola

11. Tiruan situasi-situasi pertandingan.

Aturan-aturan Training

Pelatih
merupakan anggota staf yang sangat besar perannya. Nasehatnya dalam hal
menyusun garis-garis besar latihan praktek, aturan-aturan latihan
fisik, dan menentukan menu yang tepat serta keseimbangan harus di jaga.
Biasanya pelatih olahraga di tempat SLTA memikul tanggung jawab ini
dengan dibantu seorang dokter sekolah.

Saya
belum pernah menyusun seperangkat aturan-aturan training yang pasti.
Para pemain harus menyadari pentingnya jam tidur yang cukup, menu
makanan yang seimbang, buah-buahan yang banyak. Serta minum air putih
yang cukup banyak diantara jam-jam makan. Disamping itu rokok dan
minuman memabukkan merupakan pantangan.

Seorang
pernain basket mencapai kondisi tubuh yang prima melalui latihan yang
keras, dengan memaksa diri setiap hari sampai ia mencapai batas
potensinya. Untuk itu tak ada hari libur baginya. Jika latihan berhenti
karena alasan tertentu. ia ha rus didorong untuk memulihkan kondisi
tubuhrrya me laiui latihan kalisierik, latihan volley dan lain-lain.

Kalau
para pemain benar-benar ingin membentuk tim yang baik dan mengganggap
bahwa latihan adalah faktor penentu keberhasilan, mereka akan siap
diajak kerjasama dengan senang hati. Penyimbhangan terhadap
aturan-aturan training rnudah dliketahui. Ketidakmampuan seseorang
untuk menyamai rekan-rekan satu tim dalam drill-drill biasa, kondisi
ttrbuh yang buruk, mudah resah dan kelelahan, merupakan indikasi akan
adanya pelanggaran terhadap aturan-aturan training.

Masalah Berat Badan

Pelatih
harns selalu mencatat berat badan para pemainnya di dalam sebuah bagan
berat badan. Asisten pelatih atau manajer pun harus melakukan hal yang
sama. Pemain harus rnenimbang berat badannya sebelum dan sesudah
latihan.

Dengan
cara ini pelatih dapat mengetahui apabila pemainnya terlalu cepat
kehilangan berat badannya. jika memang ada yang demikian, sebaiknya
pemain tersebut dibawa kedokter untuk diperiksa. Setelah dua atau tiga
minggu pertama; pemain yang berat badannya tetap terjaga jelas tidak
terlalu memfosir tenaganya dan kecil kemungkinannya untuk meng­alami
kelesuan/kelelahan.

Tidur

Pemain basket yang sudah sangat terlatih dan terkondisi, rnemerlukan tidur selarna 8 hingga 10 jam sehari.

Selama. tidur tubuh memulihkan jaringan-jaringan yang rusak, memperbaharui kekuatan otot dan membuang zat-zat sisa pembakaran.

Menu Makanan

Topik
ini telah menjadi ajang perdebatan selama bertahun-tahun. Akan tetapi
yang jelas tiap pemain mernbutuhkan makan 3 kali perhari, yakni makan
pagi dan malam harus banyak. Makan siang secukupnya saja (ringan). Jam
makan paling tidak 2 jam sebelum latihan dan 4 jam sesudah latihan saat
bertanding, rnakan sebaiknya dilakukan 3 atau 4 jam sebelumnya.
Biasanya menu campuran yang normal sudah cukup untuk atlet pada umumnya.

Pelatih olahra.ga
diperguruan tinggi, sebaiknya dibantu oleh seorang pembina fisik yang
memiliki sebuah tabel Latihan fisik dibawah pengarahan searang ahli
gizi yang terlatih. lni akan membuat seorang ahli gizi yang terlatih.
lni akan membantu mengatasi masalah.

Pelatih
untuk tingkat SLTA, biasanya bisa mengandalkan menu makanan yang
diberikan para orangtua pemain kepada anaknya masing-masing. Biasanya
ibu rumahtangga dengan senang hati akan mengikuti saran-saran pelatih
olahraga dalam hal menu, demi kepentingan anaknya.

Menu seperti di bawah ini mungkin perlu dianjurkan kepada ibu para pemain.

Makan Pagi:

Sari buah

Buah-buahan (misalnya anggur, jeruk) Cereal

Telur

Daging atau ham (porsi kecil) Susu

Roti panggang dan sele

Makan Siang:

Sup

Sandwich

Slada

Buah segar

Roti panggang

Susu atau teh

Makan Malam:

Daging tanpa lemak, unggas daging ikan

Sayuran segar (mentah)

Sayuran yang direbus

Makanan pencuci mulut atau kue-kue Roti panggang

Susu

Makanan Menjelang Pertandingan:

Steak 12 ons

Kentang rebus

Roti kering

Buah-buahan

Teh panas

atau

Telur rebus

Irisan tipis daging sapi (tanpa kuah)

Sari buah-buahan

Roti panggang

Air yang dinginnya sedang

Teh

Sesuatu yang manis-manis (sebatang coklat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar