Sabtu, 14 April 2012

pengenalan Sosiologi Olahraga

pengenalan Sosiologi Olahraga

Tugas Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi 2

















Disusun Oleh :

MUHAMMAD AANG CHUNAIFI

108 381

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI JOMBANG

PENJASKES / 2010




BAB I
PENGENALAN SOSIOLOGI

1. BATASAN SOSIOLOGI
Dilihat dari sudut etimologi sosiologi berasal dari dua suku kata :
- Sodus = Kawan
- Logos = Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan sudut etimologi, dapat diberikan batasan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana kita hidup berkawan atau juga bermasyarakat. Biasanya suatu batasan hanya dapat dipergunakan sebagai pegangan sementara. Oleh karena itu definisi atau batasan yang mencoba menjawab ilmu pengetahuan yang terdiri dari kata “socies” dan “logos”.
Tujuh kategori para ahli yang memberikan definisi sosiologi yang dikemukakan Furfey :
1) Kategori terbesar terdiri dari 23 batasan yang menunjukkan bahwa obyek studi sosiologi adalah masyarakat, kelompok-kelompok social dan kesatuan berorganisir lainya.
2) Tujuh belas batasan yang mengambil sebagai obyek studi yaitu, kehidupan kelompok, antara para anggota kelompok, dan tingkah lain orang-orang dalam situasi kelompok.
3) Dua belas batasan yang mengemukakan hubungan-hubungan social atau asosiasi obyek materil.
4) Sebelas batasan yang menyebutkan gejala social sebagai obyek.
5) Empat batasan menyebutkan tentang kenyataan-kenyataan social.
6) Tujuh definisi menyebutkan obyek studi sosiologi secara samar-samar.
7) Sembilan definisi yang tidak menyebutkan obyek studi sosiologi. (Soedjoro Dirdhosiswono, 1982: 18-19).
Dapat disumpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat, kehidupan kelompok, serta gejala-gejala sosial yang terdapat dalam pergaulan hidup, sebagaimana adanya.
Menurut berberapa para ahli:
1) Menurut Roucek dan Warren (Soejono Soekanto, 1982: 17), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungana antara manusia dalam kelompok-kelompok.
2) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964: 14), sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
3) Menurut Soedjono Dirdjosisworo (1982: 20), sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pergaulan hidup manusia (masyarakat) beserta gejalagejala sebagaimana adanya.

2. OBYEK SOSIOLOGI
Adapun yang menjadi objek sosiologi adalah masyarakat, bila ditelaah mengenai batasan atau obyek sosiologi yang menunjukkan bahwa masyarakat adalah bagian dari kajian sosiologi, apa sebenarnya yang dimaksud yang dimaksud dengan masyarakat itu.
Berberapa definisi masyarakat yang beragam dapat terlihat dalam uraian di bawah ini:
§ Ridwan Halim (1985: 13) memberikan batasan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang-orang tertentu yang mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu dan tunduk pada peraturan-peraturan hokum tertentu pula.
§ Selo Soemardjan (Soejono Soekanto, 1982: 22) member batasan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
§ PJ. Bouman (1961: 22) memberi batasan bahwa masyarakat adalah suatu bentuk pergaulan hidup yang akrab antara manusia, dipersatukan dengan cara tertentu oleh hasrat-hasrat kemasyarakatan mereka.
Berberapa definisi masyarakat di atas mencakup berberapa unsur yang dikemukakan oleh Soejono Soekanto (1982: 23), yaitu
1) Adanya manusia yang hidup bersama.
2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
4) Mereka merupakan suatu system hidup bersama.
Istilah masyarakat di atas, menurut Soejono Soekanto (1982: 23) menunjuk pada manusia yang telah hidup bersama dan mereka menciptakan pertaruan-peraturan pergaulan.

3. KRAKTERISTIK SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Krakteristik sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ialah sosiologi ditinjau dari sifat dan hakekatnya dapat disebutkan sebagai ilmu pengetahuan.
Menurut Robert Bierstedt (Selo Soemardjan dan Sulaeman Saemardi, 1961: 29):
§ Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang termasuk ke dalam rumpun ilmu-ilmu sosial bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahaun yang mempelajari dunia empiris.
§ Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, akan tetapi disiplin ilmu yang kategoris. Kategoris artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sebagian ilmu pengetahuan, sosiologi membatasi diri pada persoalan penilaian. Artinya sosiologi tidak menetapkan kea rah mana sesuatu harus berkembang dalam arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama.
§ Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan terapan atau terpakai (applied science). Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahk merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahk merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkanpersoalan-persoalan dalam masyarakat.
§ Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak bukan merupkan ilmu pengetahuan yang konkrit.
§ Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
§ Sosiologi merupakn ilmu pengetahuan yang empirtis dan rasional.
§ Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.
Di tinjau dari sifatnya Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki 4 unsur:
1) Bersifat empiris, yaitu didasarkan pada pengamatan dan penalaran terhadap kenyataan dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2) Bersifat teoritis, yaitu berusaha untuk menyusun keabstraksi dari hasiil-hasil pengamatan.
3) Bersifat kumulatif, yaitu teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki.
4) Bersifat non etis, yaitu yang dipersoalkan sosiologi bukanlah baik-buruknya fakta tertentu, akan tetapi tujuanya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analisis.

4. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN MASYARAKAT
Yang dimaksud ilmu pengetahuan kemasyarakatan itu adalah kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan sesamanya, yaitu kehidupan sosial atau pergaulan hidup.
Di samping kelompok ilmu pengetahuan kemasyarakatan terdapat dua kelompok besaar ilmu pengetahaun lainya, yaitu:
1) Ilmum pengetahuan alam (natural/sciences) yang mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati (bioligi) atau hidup maupun yang tidak hidup (physica)
2) Ilmu pengetahuan kerohanian (humanities atau humaniora) yang mempelajarai manifestasi spiritual dari kehidupan bersama manusia (ilmu bahasa, ilmu agama, filsafat, kesusastraan dan kesenian).

5. SOSIOLOGI DI TENGAH-TENGAH ILMU SOSIAL LAINYA
Perbedaan titik tolak studi sosiologi dengan ilmu-ilmu soaial lainya yaitu sebagai berikut:
1) Sosiologi bertolak pada pola kehidupan bersama atau pola interaksi sosial
2) Antropologi bertitik tolak pada kebudayaan dan nilai-nila dalam kebudayaan tersebut.
3) Ilmu politik bertitik tolak pada cara mendapatkan menjalankan dan mempertahankan kekuasaan.
4) Ekonomi bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan materil dengan benda-benda yang terbatas persedianya dalam masyarakat.
5) Sejarah bertititk tolak pada peristiwa-peristiwa pada masa lampau dalam kaitanya keadaan masa kini.
6) Psikologi sosial yang bertitik tolak pada pengaruh sosial terhadap pembentukan kepribadian individu.

6. SEJARAH DAN TOKOH YANG MEMBIDANI SOSIOLOGI
Banyak sosiolog berpendapat bahwa sebetulnya Emile Durkheim harus diberi gelar “bapak sosiolog” dan Auguste Comte hanya besetatus sebagai “godfather”. Maksudnya gagasan sosiologi sebagai ilmu positif berasal dari comte, biarpun gagasan itu dari Durkheim.
Kuliah-kuliah sosiolog muncul diberbagai universitas sekitar tahun 1890an. “the American Journal of Sociology” melalaui publikasinya pada tahun 1895 dan “the American Journal of Sociology” (sekarang bernama American Sociological Associtation) diorganisasikan pada tahun 1905.
Sosiologi sebagai ilmu emperik mengalami kemajuan paling besar di Amerika. Hingga kini Harvard University, Columbia University di new York dan Berkely University di dekat San Francisco di pantai barat Amerika Serikat dipandang termasur mengembangkan sosiologi.(Paul B.Jonton dan Chester L.Hunt, 1987:15-16 dan Karel J. Veeger ,1992:18-19).

7. PERSEPKTIF ATAU PARADIKMA SOSIOLOGI
Yang dimaksud dengan perspektif atau paradikma sosiologi adalah seperangkat asumsi kerja yang digunakan dalam menelaah sesuatu. Orang yunani kuno menyebutkan bahwa alam semesta berjalan sesuai dengan perilaku para dewa. Sebaliknya para ilmuan berasumsi bahwa alam semesta itu bersifat tertib dan berjalan menurut cara-cara yang teratur yang mungkin dapat kita ungkapkan.
Dalam sosiologi perspektif yang digunakan ada empat yaitu perspektif evolusionis, perspektif evolusionis, perspektif fungsional, perspektif konflik.

8. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
Menurut Soedjono Dirdjosiswono (1982:22-23) ruang lingkup sosiologi terbagi dua yaitu:
1) Sosiologi umum (general files of sociology)
Menurut Auguste Comte yang meliputi “statika” dan “dynamika”
2) Sosiologi khusus (specialized fields of sociology),
Menurut Robert K Merton (1959:81-229) dewasa ini dikenal seperti”
· Sosiologi politik
· Sosiologi hokum
· Sosiologi pendidikan
· Sosiologi agama
· Sosiologi keluarga
· Sosiologi kesenian
· Sosiologi ilmu pengetahuan
· Sosiologi kedokteran
· Sosiologi ekonomi

Menurut Paul B. Haton dan Chester L hunt (1987:2930) sosiologi terbagi menjadi:
1) Sosiologi terapan
2) Sosiologi budaya
3) Sosiologi kompratif
4) Sosiologi militer
5) Sosiologi pemerintahan
6) Sosiologi daerah pedesaan
7) Sosiologi kelompok kecil
8) Sosiologi agama
9) Perilaku kelompok kecil
10) Masyarakat (komunitas)
11) Kejahatan dan kenakalan
12) Demografi
13) Periolaku yang menyimpang
14) Hubungan ras dan suku bangsa
15) Perubahan sosialpengawasan sosial
16) Organisasi sosial
17) Ilmu jiwa sosial
18) Teori sosial
19) Sosiologi pendidikan
20) Sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan
21) Sosiologi pekerjaan dan ilmu keahlian
22) Stratifikasi dan mobilitas
23) Organoisasi formal dan kompleks
24) Ekologi manusia
25) Sosiologi industry
26) Hokum dan masyarakat
27) Waktu luang,olahraga, rekreasi dan kesenian
28) Perkawinan dan keluarga
29) Sosiologi matematis
30) Sosiologi kesehatan
31) Metodologi dan statistic

9. KONSEP-KONSEP DASAR SOSIOLOGI
Pendekatan sosiologi ialah pendekatan yang digunakan dalam menelaah masyarakat atau menelaah manusia sebagai pribadi.
Soerjono Soekanto (1982:1) menyebutkan bahwa pendekatan sosiologi ada dua, yaitu pendekatan secara makro dan pendekatan secara mikro.pendekatan makro menggunakan analisis yang bersifat agregatif atau kolektif, sedangkan pada pendekatan mikro memecahkan obyek penelitian ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen kecil dan hal itu diteliti secara mendasar.
Menurut T.B Bottomore (1972:52) pendekatan sosiologi ada lima:
1) Pendekatan historis
2) Pendekatan metode komparatof
3) Pendekatan fungsional
4) Pendekatan sosiologi formal
5) Pendekatan subkultur

10) METODA SOSIOLOGI
Menurut Samuel kloening terdapat dua jenis cara kerja(metode) sosiologi yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pada kualitatif menggunakan bahan yang sukar dapat ditukar dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang eksak, meskipun bahan-bahan itu terdapat dengan nyata di dalam masyarakat. Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan dengan angka-angka dan formula yang diteliti sedikit banyak menggunakan ilmu pasti.
Disamping metode diatas, ada jenis metode lain yaitu metode induktif dan metode deduktif.

11) SOSIOLOGI DI INDONESIA
Perkembangan sosiologi di Indonesia terutama dari segi pengajaran dan penulisanya telah dikeukakan oleh Soerjono Soekanto yang disadur dari Selo Soemardjan, soeleman Soernardi (1964). Kemudian disarikan oleh Soedjono Dirdjosisworo (1982:18-20) yang mengemukakan dua fase perkembangan yakni materi sosiologi sebelum dann sesudah PD-II.

12) KONSEP-KONSEP DASAR SOSIOLOGI
Judistira K.Garna (1991) menyebutkan bahwa konsep itu dianggap terletak pada tahapan abstraksi yang lebih rendah tahapanya dibandingkan dengan temi. Akhirnya konsep-konsep itu berguna sebagai singkatan verbal.
Konsep-konsep dasar sosiologi yang terpenting adalah:
1) Interaksi sosial
2) Struktur sosial
3) Perubahan sosial




BAB II
INTERAKSI SOSIAL

1. BATASAN-BATAAN INTERAKSI SOSIAL
Dapat didefinisikan interaksi sosial adalah sebagai hubungan-hubungan timbal-balik antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi sejak dua orang bertemu saling menyapa, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan saling berkelahi. Interaksi sosial antar kelompok-kelompok manusia terjadi karena kelompok-kelompok tersebut yang biasanya tidak menyangkut pribadi anggotanya.

2. INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI DASAR PROSES SOSIAL
Proses sosial pada hakekatnya adalah pengaruh timbale balik antarara berbagai bidang kehidupan bersama. Menurut Soedjone Dirdjosisworo (1982:53) yang dimaksud proses sosial adalah cara-cara hubungan yang dapat dilihat antar seseorang apabila orang-perorang dari kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan system bentuk-bentuk hubungan tersebut.
Dasar kebutuhan manusia untuk mengadakan hubungan dengan sesamanya didasarkan pada keinginan manusia mendapatkan berberapa hal yaitu:
§ Kepuasan dalam mengadakan hubungan serta mempertahankan yang lazimnya disebut kebutuhan inklusi.
§ Pengawasan dan kekuasan yang disebut sebagai kebutuhan akan control.
§ Kebutuhan akan cinta dan kasih saying yang disebut kebutuhan akan afeksi.
Menurrut Soerjono Soekanto (1988:13) kebutuhan tersebut diatas harus dipenuhi, sebab apabila hal ini mengalami halangan, maka akan timbul ketidak puasan dalam wujud rasa cemas, emosi yang berlebih-lebihan, rasa takut dan seterusnya.
Hakekat hidup bermasyarakat itu sebenarnya adalah terdiri dari relaksi-relaksi yang mempertemukan mereka dalam usaha-usaha bersama, seperti bertemu, berdemonstrasi, tawar-menawar, makan bersama dan sebagainya.

3. SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL
Intreraksi sosial itu terjadi apabila dipenuhi syarat-syarat adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
Yang dimaksud kontak sosial adalah hubungan yang terjadi melalui percakapan satu dengan yang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kontak sosial ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain atau seorang kepada kelompok masyarakat lain.
Bentuk-bentuk kontak sosial terdiri dari:
§ Antara orang perorang
§ Antara orang perorang dengan suatu kelompok manusia
§ Antara suatu kelompok manusia denagn manusia lainya
Kontak sosial itu ada dapat berbentuk positif dan dapat pula berbentuk negatif. Kontak sosial terbagi menjadi kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Yang dimaksud kontak sosial primer adalah kontak sosial yang terjadi langsung tatap muka, bertemu muka, berjabat tangan, berbincang-bincang antara masing-masing pihak yang melakukan kontak sosial itu, sedangkan kontak sosial sekunder adalah kontak sosial yang terjadi secara langsung dengan menggunakan perantara.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial antara individu dan kelompok adalah:
§ Faktor peniruan
§ Faktor sugesti adalah menerima cara penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa keritik.
§ Faktor identifikasi adalah dorongan menyamakan dirinya dengan orang lain.
§ Faktor simpati adalah adanya perasaan yang terdapat di dalam diri seseorang dimanapun seseorang itu berada yang merasa tertarik kepada orang lain.

4. CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL
Ciri-ciri interaksi sosial adalah:
§ Jumlah pelaku lebih dari seorang, dapt dua orang atau lebih
§ Adanya komunikasi antara para pelaku dengan menggunakan symbol-simbol.
§ Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang dan menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung.
§ Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang diperkirakan oleh para pengamat.

5. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk interaksi sosial:
§ Kerjasama adalah suatu kegiatan dalam suatu peruses sosial dalam usaha mencapai tujuan bersama dengan dengan cara saling membantu dan saling tolong-menolong dengan komunitas yang efektif.
§ Pertikaian adalah usaha satu pihak menjatuhkan pihak lain atau berusaha melenyapkan pihak yang dianggap sebagai sainganya.
§ Persaingan adalah kegiatan yang berupa perjuangan sosial untuk mencapai tujuan dengan bersaing namun berlangsung secara damai.
Biasanya dengan bentuk:
a) Mendapatkan setatus sosial
b) Memperoleh jodoh
c) Mendapat kekuasaan
d) Mendapat nama baik
e) Akomodasi
§ Akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau komplik terjadi mendaapatkan penyelesaian, sehingga terjalinya kerja sama yang baik kembali.
6. INTERAKSI INDIVIDU DENGAN LINGKUNGANNYA
Interaksi individu dengan lingkunganya secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Individu menggunakan lingkunganya
b) Individu melawan lingkungannya
c) Individu ambil bagian dalam kegiatan yang sedang berlangsung
Menurut Soejono Dirdjosisworo (1977:89) bentuk-bentuk kegiatann diatas dapat menempatkan dirinya dalam peruses berinteraksi.
7. GUNANYA MENGETAHUI INTERAKSI SOSIAL
Mengetahui tentang interaksi sosial berguna untuk mengamati, memperhatikan dan mempelajari banyak masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat. Oleh karena itu interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial tanpa berinteraksi sosial tak akan mungkin adanya kehidupan bersama.

8. SOSIALISASI DAN PEMAKNAAN SEBAGAI AKISAT ADANYA INTERAKSI SOSIAL DALAM PROSES SOSIAL
Sosialisasi atau peruses pemasyarakatan ialah suatu peruses belajar mengajar oleh seorang individu dalam usahanya untuk menjadi anggota masyarakat. Dalam peruses ini organism atau fungsi biologis seseorang disosialisasikan; kebutuhan-kebutuhan biologis diserasikan dengan pola-pola perilaku sosial yang berlaku disuatu masyarakat tertentu.
Bagaimana bisa terjadinya bahwa individu yang lahir dalam keadaan tak sosial, menjadi sosial dalam anggota masyarakat, yang menyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku yang umum? Jawabanya ialah sosialisasi! (Karel J.Veeger, 1992:55)
Sarana sosialisasi yang paling ampuh adalah bahasa individu menerima dari luar arti resmi apa yang oleh masyarakat diberikan kepada kelakuan atau objek-objek tertentu.
Menurut George Hebert Meed, (Karl J. Veeger, 1992:59) dari tradisi paradigm definisi sosial, mengadakan bahwa mekanisme sosialisasi yang palung ampuh adalah interaksi dan penyatuan diri dengan orang lain.


























BAB III
STRUKTUR SOSIAL

1. BATAS STRUKTUR SOSIAL DAN UNSUR-UNSUR POKOKNYA
Struktur sosial ialah jalinan unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat Unsur-unsur sosial yang pokok menurut Soedjono Soakanto (1988:8-9) meliputi antara lain:
1) Kelompok sosial.
2) Kebudayaan.
3) Lembaga sosial atau instutusi sosial.
4) Pelapisan sosial atau stratifilasi social.
Proses perubabahan unsure sosial tersebut biasanya berjalan lambat, mendadak berubah dengan cepat jika terjaddi peristiwa seperti perang atau revolusi.

2. KELOMPOK SOSIAL
A. Batas Kelompok Sosial
Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang terdiri dari dua atau lebih individu yang hidup bersama saling berhubungan, pengaruh mempengaruhi dengan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
B. Persyaratan Kelompok Sosial
Setiap himpunan manusia belum tentu dapat disebut sebagai kelompok sosial, baru dapat disebut kelompok sosial apabila telah memenuhi persyaratan tertentu. Adapun persyaratannya adalah:
Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.



C. Terbentuknya Kelompok Sosial Dan Masyarakat Luas
Terbentuknya atau terjadinya perpecahan kelompok sosial sebagai akibat dari interaksi sosial melalui komunikasi.
Komunikasi adalah factor yang mendorong terjadinya stimulasi dan respon yang mendekattujuan kepada dirinya, dengan menggunakan ikatan-ikatan yang dibentuknya, kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Hal demikian disebutkan bahwa kelompok sosial terbentuk karena adanya kebutuhan sosial manusia Karena ia mempunyai kebutuhan pribadi.
Email Durkehim melihat pengelompokan manusia dari segi
1) Organisatorik fungsional merupakan bentuk yang naluriah ditentukan oleh pengaruh-pengaruh pertama terhadap manusia, yaitu ditentukan oleh ikatan geografik, biogenetik dan keturunan lebih lanjut.
2) Organisatorik fungsional yang merupakan hasil dari kesadaran manusia, hasil dari keinginan yang rasional.
Alvin Boskopff (1962:4) menyebutkan bahwa setiap interaksi akan berjalan sesuai dengan sifat karakter dari kelompok asalnya. Dilihat dari peruses pembentukan masyarakat luas ini dari kelompok aslinya berjadilah bentuk-bentuk dan fase perluasan kelompok yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat kelompok kecil (=group level)
2) Tingkat komunity level (=ragional level)
3) Tingkat ragional (=ragional level)
4) Tingkat nasional (=social level)
5) Tingkat internasional (intra-pelanetery society)
Kota sebenarnya secara historis merupakan desa yang semakin meluas dan seringkali merupakan penyatu dari berberapa desa. Yaitu karena adanya hubungan transportasi atau perdagangan antara desa atau karena pertambahan penduduk, sehingga batas-batas desa semakin kabur dan terbentuklah kota.
Pada awalnya fase pertumbuhan masyarakat itu dimulai dari pra ikatan desa, dimana kehidupan masyarakat hamper tidak beraturan kecuali yang berlaku adalah ikatan tali darah.fase berikutnya fase ikatan desa yang muncul sebagai akibat adanya orang mulai menetap dan mengerjakan tanah pada suatu tempat. Pada fase peralihan dari masyarakat ikatan desa ikatan kota muncullah ikatan feudal yang mana merupakan ikatan yang berdasarkan kekuasan dan fase berikutnya muncullah fase ikatan bangsa yang dicarikan oleh adanya suatu ikatan politik secara hirarkhi dan bertingkat pada suatu sumber yaitu kekuasaan.
Berdasarkan penilaian historis, sosiologi, ekonomi di politik pembentukan masyarakat dengan kelompoknya terjadi secara bertahap:
1) Ikatan darah
2) Ikatan desa
3) Ikatan feudal
4) Ikatan kota
5) Iktan bangsa/Negara

Ciri-ciri masyarakat kota yang membedakan dengan masyarakat pedesaan adalah:
1) Sikap hidup masyarakat kota lebih cendrung individualisme sedangkan masyarakat pedesaan memakai sifat kerukunan yang lama (paguyuban)
Tingkah laku masyarakat kota lebih bergerak maju mempunyai sifat kreatifdan tingkah laku berusaha keras supaya tidak ketinggalan zaman, sedangkan masyarakat pedesaan lebih bersifat tradisional.
2) Perwatakan masyarakat kota cendrung pada sifat materialistis.
3) Mayoritas penduduknya hidup dengan berbagai jenis usaha yang bersifat non agraris.

D. Berakhirnya dan berlangsungnya kelompok sosial
Yang dapat menyebabkan berakhirnya kelompok sosial dapat disebutkan apabila telah berakhirnya interaksi mental diantara anggota-anggota kelompok. Interaksi yang demikian terjadi karena semakin besar perbedaan daripada persamaan tujuan dan kepentingan anggota-anggota kelompok sosial itu.
E. Teori gagasan tentang kelompok sosial, sifat serta klasifikasi
Tipe-tipe kelompok sosial dapat dikelasifikasikan dari berberapa sudut atau dasar criteria ukuran yaitu:
1. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
2. Berdasarkan derajat interaksi sosial dalam kelompok
3. Berdasarkan ukuran kepentingan dan wilayah
4. Berdasarkan ukuran derajat organisasi

Teori gagasan dalam kelompok sosial yaitu:
1. Teori primary group (kelompok primer) dan secondary group (kelompok skunder)
2. Teori tentang Gemeinschaft dan Gesellschaft
3. Teori tentang formal group dan informal group
4. Teori tentang kelompok kepentingan
5. Teori tentand pembentukan kelompok melalui hubungan antar manusia
6. Teori tentang membership group dan reference group











F. Terbentuknya norma dan internalisasinya dalam kelompok sosial
G. Bentuk-bentuk kelompok sosial
H. Solidaritas kelompok sosial
I. Dinamika kelompok sosial

3. KEBUDAYAAN
A. Batasan Kebudayaan
B. Unsur-Unsur Budaya
C. Sifat Hakekat Kebudayaan
D. Gerak Kebudayaan
E. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
F. Terbentuknya Kebudayaan

4. LEMBAGA SOSIAL ATAU INSTUTUSI SOSIAL
A. Batasan Lembaga Sosial
B. Fungsi Lembaga Sosial
C. Unsure-unsur Lembaga Sosial
D. Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial
E. Tipe-tipe Lembaga Sosial

5. LAPISAN SOSIAL ATAU STRAFIKASI SOSIAL
A. Batasan Lapisan Sosial
B. Unsure-Unsur Lapisan Sosial
C. Terjadinya Lapisan Sosial
D. Sifat Lapisan Sosial
E. Kelas-kelas dalam masyarakat
F. Pentingnya Lapisan Sosial
G. Mobilitas sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar