Rabu, 19 Oktober 2011

Shin Splints

Shin Splints


Tugas Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah basket

















Disusun Oleh :

MUHAMMAD AANG CHUNAIFI

108 381

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI JOMBANG

PENJASKES / 2010


Sebagaimana telah diketahui bersama, permainan basket sangat menguras tenaga pada tubuh terutama jika dimainkan setiap hari. Kita harus menyadari bahwa, semakin sering kita berlatih, maka semakin berpotensi terjadi berbagai jenis cedera overuse. Untuk beberapa pemain basket yang terus-menerus berlari, melompat, atau gerakan lainnya dapat berdampak serius pada tubuh mereka khususnya tubuh bagian bawah. Salah satu cedera yang paling umum pada bagian tubuh tersebut adalah shin splints.

Kebanyakan penyebab cedera shin splints dapat dikaitkan dengan kurangnya daya redam (shock absorption) selama berlari dan melompat. Ketidakmampuan untuk menyerap dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lemah otot, sendi, dan jaringan ikat pada tubuh bagian bawah, serta pemakaian alas kaki yang tidak tepat (karena tidak memiliki bantalan yang bagus), latihan yang berlebihan pada permukaan keras, dan terlalu sering berlatih (overtraining).

Shin splints dapat berupa peradangan otot, tulang, dan fraktur. Peradangan otot biasanya terjadi pada otot tibialis posterior yang terletak tepat di belakang tibia. Otot ini digunakan untuk mendukung kaki saat berlari dan melompat. Kondisi ini disebabkan oleh kegiatan berlari dan melompat berulang-ulang, terutama pada permukaan keras seperti kebanyakan lapangan basket, sehingga otot akan perlahan-lahan menjadi kewalahan atau tegang. Setelah ini terjadi, akan muncul rasa sakit dan nyeri di sepanjang bagian dalam tulang kering.

Peradangan tulang, juga dikenal sebagai periostitis tibialis (periosteum adalah lapisan terluar tulang), juga merupakan dampak dari kegiatan yang berlari dan melompat yang berulang-ulang. Rasa sakit yang muncul biasanya dapat dirasakan secara langsung pada bagian bawah tulang kering. Mungkin juga terjadi pembengkakan di daerah itu.

Ketika tulang ditekan terlalu sering dan tidak mendapat cukup waktu untuk istirahat, fraktur pada tulang juga dapat terjadi. Jika terjadi demikian, x-ray diperlukan untuk memperoleh diagnosis yang akurat. Waktu istirahat yang cukup panjang dapat mengobati kondisi ini, tapi pada beberapa kasus diperlukan operasi.
Untuk menilai tingkat keparahan shin splints, ada empat tolok ukur yang dapat dijadikan acuan:
  • Tingkat 1 - Tulang kering nyeri 2-3 jam setelah latihan. Dengan sedikit beraktivitas dapat mengurangi rasa sakit.
  • Tingkat 2 - Tulang kering nyeri sebelum dan setelah berolahraga tetapi tidak mempengaruhi performa.
  • Tingkat 3 - Tulang kering nyeri sebelum, selama, dan setelah, olahraga, serta mempengaruhi performa.
  • Tingkat 4 - Rasa nyeri parah, tidak dapat beraktivitas. Harus dirujuk ke dokter atau fisioterapis jika sakit berlanjut setelah satu minggu.
Untuk semua tingkatan, direkomendasikan untuk melakukan terapi RICE (istirahat, es, kompresi, dan elevasi). Jika diresepkan oleh dokter, obat anti-radang (inflamasi) juga dapat menjadi pilihan. Istirahat merupakan bentuk pengobatan yang paling efektif untuk nyeri tulang kering kemudian dilanjutkan dengan aktivitas ringan secara progresif. Jumlah istirahat tergantung pada tingkat keparahan, dapat berkisar dari beberapa hari bahkan bulan! Seperti biasa, pencegahan adalah obat terbaik. Selalu ingat untuk berlatih secara pintar, bukan keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar