KONSEP DASAR PENDIDIKAN JASMANI
Tugas Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah DIKJASOR.
Disusun Oleh :
MUHAMMAD AANG CHUNAIFI
108 381
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI JOMBANG
PENJASKES / 2010 A
Upaya pembaharuan pendidikan jasmani, yang terpayungi dalam kerangka system pendidikan nasional, berlangsung dalam sebuah bentangan pergulatan antara dorongan untuk berubah dalam kesinambungan. Kebijakan publik dalam pembinaan olahraga, yang tercermin dalam kepentingan nasional, berupa prestise dan kebanggaan nasional untuk membangun percaya diri bangsa selama era pemerintahan Bung Karno dalam kerangka atau selama era dalam pemerintahan Soeharto selama 32 tahun terakhir, sangat kuat mempengaruhi arah, isi dan pengelolaan olahraga pada umumnya dan pendidikan jasmani pada khususnya.
Pasang surut keolahragaan nasional, yang telah merasuki kehidupan bangsa Indonesia sejak pra kemerdekaan, memang banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan faktor politik. Namun kelebihan dan kekurangan kebijakan pemerintah yang diluncurkan merupakan respons nyata yang diposisikan bapak bangsa dan pemerintah untuk menjawab tantangan zaman pada masa itu.
Untuk menjawab tantangan berupa gerak perubahan dinamik yang dibangkitkan oleh globalisasi yang menempatkan pembangunan modal manusia dan modal social dalam kedudukan strategis, maka arah pembaharuan pendidikan jasmani adalah untuk mendukung pembaharuan pendidikan pada umumnya.
Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang studi Penjaskes, perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan. Meskipun demikian pebelajaran Penjaskes menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan, persaingan dalam alokasi bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring guru-guru hanya sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional atau teori sebagai ganti kegiatan praktik. Masalah lainnya terjadi pada evaluasi yang hanya samapai pada pengukuran kemampuan kognitif paling rendah. Pengajaran terpadu tidak mampu diterapkan oleh guru-guru penjas mengaktualisasi konsep Penjaskes tersebut.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitu dekat pula tujuannya untuk pembinaan kesehatan dan kesadaran tentang lingkungan hidup.
Dari sejarah tersebut, aktivitas jasmani seperti dalam bentuk kegiatan bermain merupakan alat utama pendidikan. Para pendidik dan filosof percaya bahwa kegiatan itu sangat efektif untuk menumbuhkembangkan keseluruhan potensi peserta didik. Konsep ini telah dirintis penerapannya melalui UU pendidikan tahun 1950-an, yang kemudian sempat luntur akibat perubahan kebijakan. Kini kita berusaha untuk kembali ke asal, memposisikan pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan yang dapat diandalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar